Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Mungkin itu ungkapan yang pas terkait UU Perlindungan Data Pribadi. Mengapa terlambat? Mayoritas data masyarakat sudah tersebar di mana-mana. Jika menengok ke masa silam, kebocoran data masyarakat bukan hal baru. Anda tentu pernah mendapatkan penawaran produk mampir ke ponsel pribadi atau panggilan telepon dari sales asuransi, kredit tanpa agunan dan sebagainya. Itu bukti paling sahih, data kita sudah tersebar. Saya pernah mengingatkan di rubrik ini. pada era digital, data ibarat tambang emas. Ada perusahaan atau beberapa pihak rela mengais bahkan membayar demi mendapat data masyarakat yang valid (Harian KONTAN, 7 Agustus 2019). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menguatkan hal tersebut. Dalam Pidato Kenegaraan di Kompleks MPR-DPR, Jumat (16/8), Jokowi mengingatkan, kita harus siaga menghadapi ancaman kejahatan siber termasuk kejahatan penyalahgunaan data. "Data jenis kekayaan baru bangsa kita, lebih berharga dari minyak," kata Jokowi.
Melindungi tambang emas digital
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Mungkin itu ungkapan yang pas terkait UU Perlindungan Data Pribadi. Mengapa terlambat? Mayoritas data masyarakat sudah tersebar di mana-mana. Jika menengok ke masa silam, kebocoran data masyarakat bukan hal baru. Anda tentu pernah mendapatkan penawaran produk mampir ke ponsel pribadi atau panggilan telepon dari sales asuransi, kredit tanpa agunan dan sebagainya. Itu bukti paling sahih, data kita sudah tersebar. Saya pernah mengingatkan di rubrik ini. pada era digital, data ibarat tambang emas. Ada perusahaan atau beberapa pihak rela mengais bahkan membayar demi mendapat data masyarakat yang valid (Harian KONTAN, 7 Agustus 2019). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menguatkan hal tersebut. Dalam Pidato Kenegaraan di Kompleks MPR-DPR, Jumat (16/8), Jokowi mengingatkan, kita harus siaga menghadapi ancaman kejahatan siber termasuk kejahatan penyalahgunaan data. "Data jenis kekayaan baru bangsa kita, lebih berharga dari minyak," kata Jokowi.