Origami atau seni melipat kertas asal Jepang sudah sangat populer di negeri ini. Tapi belum banyak orang tahu kalau di Indonesia sendiri berkembang seni kerajinan tangan berbahan dasar kertas. Kerajinan kertas dari Indonesia disebut dengan kokoru. Kokoru belum begitu dikenal karena trennya baru muncul selama dua tahun terakhir. Pagy adalah salah seorang perajin yang turut mempopulerkan seni melipat kertas ini. Pemilik kokorusovenir.blogspot.com asal Tangerang ini bilang, ciri khas kokoru menggunakan kertas bergelombang aneka warna. "Kerajinan kertas kokoru ini merupakan perpaduan dari seni menggulung kertas dan melipat kertas," katanya kepada KONTAN.
Dibandingkan origami, kertas kokoru relatif lebih tebal dan memiliki kontur bergelombang. Kertas kokoru dapat digunakan untuk membuat objek tiga dimensi (3D) maupun 2D dengan cara melipat, menggulung, menggunting, dan mengelem. Kokoru tersedia dalam dua jenis ukuran. Kokoru berbentuk seperti garis panjang bernama Ichi, dan kokoru hachi memiliki dimensi yang sama dengan kertas A4. Selain kertas bergelombang, kertas kokoru juga memiliki permukaan rata. Biasanya, yang bergelombang dijadikan permukaan depan karena bentuk uniknya, dan permukaan rata dijadikan bagian belakang yang dilem. Pagy sendiri sudah menekuni kerajinan ini sejak tahun lalu. Sampai saat ini, ia sudah memproduksi aneka suvenir dari bahan lucu ini. Antara lain boneka Jepang momoji, kokoru doraemon, kokoru scraft frame, kokoru masha, hingga barbie kokoru. Pagy menerima pesanan dalam bentuk satuan dan borongan. "Kalau sudah ada yang pesan borongan dalam sebulan, saya biasanya tidak menerima dulu pesanan lain," ujarnya kepada KONTAN. Kreasi dari kokoru ini ia banderol mulai harga Rp 20.000–Rp 100.000 per pieces. Dalam sebulan, ia bisa mendapatkan minimal 50 pesanan dalam bentuk eceran maupun borongan, dengan omzet Rp 2 juta. Menurut Pagy, latar belakang konsumennya sangat beragam, mulai dari ramaja hingga orangtua. Kebutuhan mereka pun beragam. Ada yang memesan untuk suvenir pernikahan dan sebagai kado ulang tahun atau untuk dipakai sebagai hiasan sendiri.
Pemain lainnya adalah Nurfauziah asal Bandung, Jawa Barat. Ia sudah berkreasi lewat kokoru sejak tahun 2014 lalu. Namun karena terkendala modal, ia sempat berhenti menekuni kerajinan ini. Tapi belakangan, ia mulai merintis lagi usaha ini. Ia sudah memproduksi berbagai jenis handmade berbahan kertas kokoru, mulai dari boneka hingga bingkai foto. Harganya pun beragam mulai Rp 5000–Rp 50.000 per pieces. Menurut perempuan 26 tahun ini, pemesanan setiap bulan tidak menentu. "Untuk pemesanan dan omzet tidak pasti, apalagi saya di kampung untuk pemasaran agak susah," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan