Melirik gacoan baru Samsung



JAKARTA. Dag Kittlaus dengan tenang dan percaya diri mempresentasikan sebuah aplikasi baru yang ia sebut lebih dinamis ketimbang pendahulunya Siri, dalam sebuah perhelatan pameran teknologi dan startup Disrupt NY, yang digelar April 2016 lalu.

Program ini ia beri nama Viv, dengan makna Vi berarti angka enam, dan V berarti lima, yang artinya enam-lima. Hari itulah Viv kali pertama meluncur ke publik.  Dengan program ini, pengguna bisa melakukan “apa saja” dengan perangkat ponsel pintar, tanpa harus mengetikkan kode, sandi, atau cara-cara khusus. “Anda benar-benar hanya menggambarkan apa yang Anda ingin lakukan, tanpa harus menulis kode sandi khusus,” kata salah satu pendiri startup Siri, yang lebih dulu diakuisisi oleh Apple untuk aplikasi di iPhone maupun iPad, pada 2010 silam.

Sebulan berselang sejak kali pertama muncul Viv ke publik, Washington Pos dalam tulisan awal Mei 2016 menggambarkan uji coba Viv yang dilakukan oleh sekelompok teknisi sebuah startup. Kala itu mereka memesan sebuah piza, dari gerai piza yang berlokasi tak jauh dari kantornya dengan cara mengatakan kepada ponsel pintarnya, “Carikan saya piza dari Pizz’a Chicago dekat kantor saya.” Tak lama berselang terdengar jawaban dari ponsel “Apakah topping yang Anda inginkan?” Spontan mereka ada yang meminta topping menggunakan keju, dan salad. Ada juga pertanyaan ukuran piza yang diinginkan. 


Tak lama berselang, sekitar 40 menit dari proses pemesanan itu, datanglah piza sesuai dengan pesanan mereka. Pembuktian ini yang menjadi kekaguman tersendiri terhadap aplikasi Viv. Sebab tanpa perlu melakukan panggilan telepon, tanpa melakukan pencarian di Google ataupun mengetik di ponsel pintar. Bahkan kita tak perlu mengunduh aplikasi dari toko penjual piza, dengan Viv sudah bisa melakukan semua. 

Ini menunjukkan betapa program ini memiliki kemampuan menyimpan data yang begitu besar. Tidak hanya peta lokasi, tapi pelbagai jenis kebutuhan mulai dari makanan dan minuman yang ditawarkan sebuah restoran, kebutuhan lain yang jadi basis e-commerce, semuanya bisa tersimpan.

Viv memang baru muncul ke publik pada awal tahun ini. Namun, sejatinya usaha rintisan ini telah dibangun sejak empat tahun lalu, tepatnya setelah Dag Kittlaus melego Siri kepada Apple dengan harga tak kurang dari US$ 200 juta. 

Bahkan Forbes menyebut Viv sudah mendapatkan suntikan dana sekitar US$ 12,5 juta dari Iconiq Capital. Sebagai catatan, donatur besar di balik Iconiq Capital itu, kabarnya berasal dari pendiri Facebook Mark Zuckerberg, Dustin Moskovitz dan Sheryl Sandberg, juga pendiri Twitter’s Jack Dorsey, atau pendiri LinkedIn’s Reid Hoffman dan pesohor startup global lain.

Persaingan Viv ini merupakan salah satu bentuk software virtual-assistant yang kini banyak dikembangkan oleh pemain besar, seperti Google, Apple, Microsoft, Facebook juga Amazon.com. Kabarnya mereka mengeluarkan dana besar-besaran untuk proyek ini.

Virtual-assistant itulah yang digadang-gadang bakal menjadi platform bisnis masa depan. Dengan kemampuan artificial intelligence untuk mengolah begitu banyak data, lalu menghubungkan miliaran orang di seluruh penjuru dunia dengan pelbagai layanan bisnis yang terkoneksi internet.

Tentu bukan cuma layanan pesan makanan yang telah didemonstrasikan, tapi platform yang sama bisa digunakan untuk memesan tiket penerbangan, taksi nonton bioskop dan lain-lain. Bahkan tak menutup kemungkinan terkoneksi dengan layanan publik.

Dengan prospek bisnis yang begitu besar pada 6 Oktober 2016 lalu, Samsung mengumumkan telah mengakuisisi Viv. Hanya saja tidak ada keterbukaan informasi berapa nilai akuisisi ini. Termasuk apakah membeli hak atau partisipasi investor-investor lama yang mengembangkan Viv ini.

Bersama Samsung, Viv akan bekerja secara tertutup, namun tetap independen. Perusahaan asal Korea Selatan ini tampaknya mulai melakukan transformasi bisnis agar ke depan tak hanya mengandalkan jualan perangkat keras gadget smartphone semata. Sebelumnya mereka telah mengeluarkan Samsung Pay untuk layanan pembayaran. Injong Rhee, Chief Technology Officer of Samsung’s Mobile Business dalam pernyataan tertulis menyatakan, langkah mengakuisisi Viv ini merupakan upaya menyatukan antara membangun konsumen dan cara berpikir mereka. Ke depan perusahaan ini ingin memadukannya dengan semua produk perangkat rumah Samsung dikontrol dengan suara.  Mari kita tunggu!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Syamsul Azhar