BISNIS salon kecantikan dan perawatan tubuh masih prospektif. Aktivitas sehari-hari yang padat membuat banyak orang tidak punya waktu merawat diri sendiri. Peluang ini banyak ditangkap oleh pelaku usaha yang juga menawarkan kemitraan usaha. Seiring perkembangan waktu, menjamurnya usaha salon membuat beberapa pemain lama harus pintar-pintar memilih strategi bisnis untuk mempertahankan salonnya. Berikut ulasan kemitraan usaha salon yang berhasil KONTAN rangkum. Alysha Salon & Day Spa
Usaha ini berdiri sejak akhir tahun 2012. Setahun kemudian pemiliknya menawarkan kemitraan. Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan pada Mei 2013 lalu, salon khusus wanita ini awalnya masih memiliki dua cabang yang ada di Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Kedua cabang itu milik pribadi. Kini cabang Alysha Salon sudah bertambah menjadi lima cabang. Tambahan tiga cabang itu adalah gerai milik mitra yang tersebar di Kudus, Jepara, dan Surabaya. Ahmad Syukur, General Manager Alysha Salon & Day Spa, mengatakan, tahun ini Alysha Salon tidak terlalu fokus untuk menambah banyak mitra. Sebab, mereka cukup selektif memilih mitra yang benar-benar niat menjalankan usaha ini. "Kami masih fokus untuk mengembangkan inovasi dan gencar berpromosi agar banyak yang mengenal Alysha Salon," kata dia. Untuk paket investasi, awalnya ada dua paket kemitraan yang ditawarkan, yaitu senilai Rp 87 juta dan Rp 63 juta. Namun kini paket Rp 63 juta dihilangkan karena investasi sebesar itu terlalu kecil untuk membuka salon dengan standar yang mereka miliki. Untuk harga perawatan, ada sedikit kenaikan. Dulu, biaya perawatan bekisar Rp 20.000-Rp 540.000. Saat ini biaya perawatan yang paling murah sekitar Rp 30.000 hingga mencapai Rp 580.000. Jasa perawatan yang ditawarkan masih sama seperti gunting rambut, pewarnaan, smoothing, spa rambut, masker rambut, facial, totok aura, lulur dan masih banyak lagi. Agar bisa terus bertahan, Alysha Salon menambah layanan baru seperti waxing. Jasa ini sudah berjalan selama empat bulan dan respons konsumen cukup bagus. Ke depan, Ahmad bilang, Alysha Salon berencana untuk mengembangkan layanan dengan meluncurkan Mobile Salon. Sehingga Alysha Salon bisa berkeliling dengan menggunakan mobil box besar untuk melayani pelanggan yang tidak sempat datang ke salon. Rencananya layanan Mobile Salon ini hadir setelah Lebaran, sekitar bulan Agustus. "Nanti kita akan berada di pusat keramaian seperti di Alun-Alun Kudus, " kata dia. Menjalankan usaha salon menurut Ahmad memang harus lebih banyak berinovasi karena menjamurnya pesaing baru. Untuk tenaga kerja dan promosi, mereka biasanya beriklan di media sosial dan melakukan program promo tematik setiap bulan. "Tahun ini tidak ada target penambahan mitra, yang penting mitra yang sudah bergabung bisa menghasilkan keuntungan," kata dia. Moz5 Salon Usaha ini didirikan oleh Yulia Astutik pada Mei 2002 dengan mengusung konsep salon khusus untuk wanita muslimah. Ia menawarkan berbagai layanan perawatan rambut, tubuh, wajah hingga rias wajah. Berselang dua tahun, salon yang bermarkas di Depok ini mulai menawarkan kemitraan usaha. Terakhir KONTAN mengulas usaha ini pada November 2012, gerai Moz5 sudah ada sebanyak 27 cabang. Kemudian pada Desember 2013, gerai salon muslimah ini surut menjadi 24 cabang. Kala itu, penyebabnya adalah beberapa gerai tutup lantaran mitra tidak menjalankan secara penuh perannya sebagai owner sehingga berdampak pada pencapaian omzet. Kini, setengah tahun berselang, gerai Moz5 kembali bertambah menjadi 27 yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Sumatra dan Kalimantan. Rinciannya, tujuh diantaranya milik pusat, sisanya kepunyaan mitra. Yulia mengatakan, perkembangan mitra masih bisa terjadi lantaran manajemen mengelola operasional dan pekerja melakukan pelayanan salon dengan baik. Pelayanan yang memuaskan konsumen merupakan fokus utama salon muslimah yang dirintisnya tersebut. Yulia menambahkan, inovasi dalam pelayanan juga terus ditingkatkan guna memberi nilai tambah bagi konsumen. Ia mengatakan, pihaknya tak hanya memberikan jasa kecantikan bagi pelanggan tapi juga memberi manfaat bagi kesehatan. "Kami harus kreatif mengembangkan inovasi dalam memberi pelayanan karena kita bergerak di usaha jasa," tuturnya. Sejak setahun terakhir, sebagian tarif layanan Moz5 mengalami kenaikan akibat kenaikan harga bahan baku dan biaya operasional. Yulia menyatakan, kenaikan tersebut bervariasi, ada yang tidak naik, ada yang naik 5% dan ada yang naiknya sampai 15%. " Ini terpaksa dilakukan karena kenaikan bahan baku, listrik naik dan UMR juga naik," ungkapnya. Sedangkan besaran investasi sampai sejauh ini tidak berubah. Moz5 masih menawarkan tiga paket investasi yaitu paket Brand Moz5 senilai Rp 220 juta, paket konsultasi sebesar Rp 98 juta dan paket salon rumah Rp 57 juta. Yulia menyatakan, dalam bulan Ramadan ini, pihaknya akan membuka dua gerai baru. Dia tidak menargetkan pertambahan mitra dia tahun ini karena cukup selektif dalam menggandeng mitra. "Tahun ini kami akan lebih berfokus pada perbaikan sistem dan manajemen," ungkapnya. RSCM Rumah Sehat Cantik Muslimah (RSCM) didirikan oleh Febriana Indriasari. KONTAN sempat mengulas kemitraan ini tahun 2013. Saat itu, sudah ada enam gerai yang beroperasi, rinciannya dua gerai milik pribadi dan empat sisanya milik mitra. Hampir setahun berselang, RSCM tidak mendapatkan mitra baru. Alasannya, mereka memang sedang berbenah dengan melengkapi usahanya salonnya dengan menambah layanan menjual butik baju untuk muslimah. Mereka berencana menjual baju dengan rentang tarif Rp 150.000-Rp 600.000 per unit. Tidak hanya itu, mereka juga akan memberikan jasa jahit pakaian. Hingga saat ini gerai yang sudah dilengkapi butik hanya gerai milik mitra. "Penambahan butik itu sebenarnya tergantung keinginan mitra," kata Farida Diastuti, staf pemasaran RSCM. Untuk terus menarik pengunjung, mereka juga terus memberikan tambahan layanan. Yang paling baru adalah layanan peremajaan kulit. Adapun untuk menjaring mitra, kini RSCM memberikan tiga macam investasi. Model pertama dengan investasi sebesar Rp 10 juta. Kedua, model Youfo dengan investasi sebesar Rp 25 juta. Ketiga, dengan modal awal sebesar Rp 200 juta. Alasan dia membuat tiga model investasi ini untuk memberikan pilihan dan kesempatan bagi mitra yang hendak bergabung dengan modal terbatas. "Kita lihat banyak orang yang saat ini ingin punya salon tapi dananya terbatas," jelasnya. Sejak awal tahun 2014, RSCM juga menaikan harga layanan yang awalnya mulai dari Rp 25.000-Rp 480.000 kini menjadi Rp 30.000 hingga Rp 500.000. Kenaikan tarif layanan tersebut memberikan dampak positif bagi omzet RSCM. Saat ini meraka bisa mengantongi total penjualan sekitar Rp 80 juta sampai Rp 85 juta tiap bulan. Setelah dikurangi biaya operasional dan lainnya margin yang didapatkan mitra sekitar 30% dari omzet per bulan. Menurut Khoerussalim Ikhsan, Pengamat Waralaba dari Entrepreneur College, bisnis salon kecantikan ke depannya masih akan semakin menjamur. Ini seiring dengan permintaan yang masih tetap tinggi terhadap jasa kecantikan dan perawatan tubuh. Ia bilang, dewasa ini sudah banyak orang yang semakin peka dan perhatian dengan penampilan fisiknya, terutama bagi kaum hawa. Ceruk pasar yang masih besar itu membuat persaingan usaha pun makin sengit. Sebab, makin banyak pelaku usaha baru yang ikut menjajal peruntungan dengan membuka bisnis salon. Sehingga, para pemilik usaha di bisnis salon harus kuat menghadapi pemain-pemain baru yang bermunculan tersebut. Justru, ini bisa jadi tantangan tersendiri agar para pengusaha salon bisa menjadi lebih kreatif dan inovatif.
Ikhsan merekomendasikan pemilik salon untuk tetap rajin mencari referensi baru untuk mengembangkan usahanya. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain adalah mengikuti seminar, pelatihan atau mencari ilmu baru dari majalah atau media massa lainnya. Untuk masalah penambahan mitra yang lambat dalam jangka waktu setahun atau dua tahun, Ikhsan memprediksi bisa jadi ada masalah internal dan sistem manajemen yang kurang baik. "Atau pemiliknya kurang percaya diri," kata dia. Selain itu, faktor lokasi juga sangat menentukan. Calon mitra yang berniat bergabung harus melakukan survei untuk membuka usaha, jangan sampai tidak terlihat atau sulit dijangkau kendaraan umum. n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini