KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di semester II-2022 diproyeksi bakal mengerek prospek reksadana pasar uang. Alhasil, reksadana pasar uang pun mulai kembali dilirik sebagai alternatif investasi yang memberikan return menarik dan likuiditas tinggi. "Melihat pasar saham yang sangat fluktuatif membuat investor akan parkir ke reksadana pasar uang, karena memberikan return lebih tinggi dibanding deposito dan dapat dicairkan kapan saja," jelas Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi kepada Kontan.co.id, Senin (4/7). Reza memperkirakan Bank Indonesia (BI) bakal menaikkan suku bunga sebesar 75 basis point dari 3,5% ke 4,25%. Hal tersebut menjadi kunci bagi reksadana pasar uang untuk kembali dilirik.
Melirik Peluang Reksadana Pasar Uang di Tengah Potensi Kenaikan Suku Bunga Acuan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di semester II-2022 diproyeksi bakal mengerek prospek reksadana pasar uang. Alhasil, reksadana pasar uang pun mulai kembali dilirik sebagai alternatif investasi yang memberikan return menarik dan likuiditas tinggi. "Melihat pasar saham yang sangat fluktuatif membuat investor akan parkir ke reksadana pasar uang, karena memberikan return lebih tinggi dibanding deposito dan dapat dicairkan kapan saja," jelas Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi kepada Kontan.co.id, Senin (4/7). Reza memperkirakan Bank Indonesia (BI) bakal menaikkan suku bunga sebesar 75 basis point dari 3,5% ke 4,25%. Hal tersebut menjadi kunci bagi reksadana pasar uang untuk kembali dilirik.