Melongok Rekomendasi Saham Bank BTN (BBTN) Usai Merilis Kinerja 2021



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) cukup mentereng di tahun 2021. BBTN tercatat membukukan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp 13,2 triliun atau naik 44,7%. 

Sementara dari bottom line, BBTN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,4 triliun atau tumbuh 48,3% secara yoy.

Head of Research Panin Sekuritas Nico Laurens mengatakan, kinerja BBTN tersebut melampaui ekspektasi Panin Sekuritas maupun konsensus dengan memenuhi 134,1% dan 114,4%. Ia meyakini hal ini tidak terlepas dari tren penurunan cost to income ratio BTN ke 48,1% di 2021 dari sebelumnya 53,8% serta penurunan cost of fund.


“Namun patut dicermati bahwa cost of credit BTN meningkat ke 1,4% di 2021 dari 0,9% pada 2020 guna mengantisipasi potensi memburuknya kredit restrukturisasi,” tulis Nico dalam risetnya pada 10 Februari.

Baca Juga: Perkuat Permodalan, Bank BTN Akan Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun

Dari sisi penyaluran kredit, BBTN sepanjang 2021 menyalurkan Rp 274,8 triliun atau naik 5,7% secara yoy. Penyaluran kredit masih ditopang kredit rumah subsidi sebesar Rp130,7 triliun atau berkontribusi 47,6% dari total kredit. 

Nico melihat tren positif untuk pertumbuhan kredit BBTN masih akan berlanjut ke depannya. Hal ini didorong olehtren positif house price index (HPI) yang tumbuh 5,4% yoy. Lalu, adanya backlog sebanyak 7,7 juta di 2021, serta ekosistem perumahan dan partnership yang baik. Adapun, BBTN pada tahun ini menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 9-11%.

Pada 2021, BBTN mencatatkan DPK tumbuh menjadi Rp 296 triliun diikuti cost of fund yang turun ke 3,1% . Menurutnya, BBTN masih memiliki ruang untuk mencatatkan perbaikan cost of fund  didorong potensi migrasi BTN Prima yang sebesar Rp 6,3 triliun menjadi BTN Investa. 

Namun, Nico bilang, LDR BBTN saat relatif tinggi, di level 92,9% sehingga berpotensi memberikan tekanan khususnya di era kenaikan suku bunga. Namun, dengan tren positif ekspansi digital BBTN, yang translasi terhadap peningkatan average saving balance ke Rp5,9 juta di 2021 dibanding Rp 4,7 juta pada 2020 seharusnya bisa menjadi buffer terhadap likuiditas yang ketat.  

Ia juga menyoroti BBTN yang berhasil memperbaiki kualitas aset. Adapun, saat ini BBTN sedang merestrukturisasi kredit Rp 40,4 triliun atau setara dengan 14,7% dari total kredit. Lalu, loan at risk juga turun menjadi 26,8% di 2021 dari 34,1% pada 2020. 

“Kami melihat beban provisi masih akan relatif terjaga ke depannya, namun patut dicermati terkait dengan LAR coverage perseroan yang relatif rendah, hanya sebesar 19,6%. Padahal, rata-rata bank buku IV BUMN di level 30-35%,” imbuh Nico. 

Secara keseluruhan, Nico meyakini dengan tren positif seperti pertumbuhan kredit, perbaikan NIM, hingga perbaikan kualitas aset, membuat BBTN punya prospek yang menarik. Ia pun merekomendasikan beli saham BBTN dengan target harga Rp 2.300 per saham.

Baca Juga: BTN Fokus Merealisasikan Anak Perusahaan Modal Ventura di Tahun 2022

 
BBTN Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat