Melonjak Signifikan, Realisasi Investasi Minerba Tembus US$ 15,92 Miliar per Mei 2024



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Realisasi investasi subsektor mineral dan batubara (minerba) tumbuh signifikan hingga Mei 2024 dengan capaian sebesar US$ 15,92 miliar.

Merujuk laman Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi investasi subsektor minerba pada Mei 2023 tercatat sebesar US$ 2,86 miliar. Artinya, terjadi pertumbuhan sekitar 455,38% year on year (yoy). Bahkan capaian selama empat bulan pertama tahun ini telah melampaui raihan investasi subsektor minerba sepanjang tahun 2023 yang sebesar US$ 7,46 miliar.

Total investasi per Mei 2024 yang mencapai US$ 15,92 miliar ini ditopang dari investasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebesar 57,36%, Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) sebesar 32,53% dan Kontrak Karya (KK) sebesar 1,5%.


Lonjakan investasi oleh IUP tercatat terjadi pada periode Maret-Mei dengan raihan tertinggi pada Maret 2024 yang mencapai US$ 4,89 miliar.

Plt Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Gita Mahyarani menjelaskan, raihan investasi ditahun ini umumnya ditopang oleh investasi untuk kebutuhan dan pembangunan smelter.

Baca Juga: BPS Ungkap Penyebab Ekspor Batubara, Besi dan Baja Turun Pada Juni 2024

Secara spesifik, investasi sektor batubara diproyeksikan mengalami pertumbuhan tahun ini.

"Dalam hal belanja jasa dan barang untuk menunjang peningkatan rencana produksi nasional tahun ini. Jadi, ada investasi untuk pemesanan atau pembelian alat berat," ungkap Gita kepada Kontan, Senin (15/7).

Gita menjelaskan, tren investasi juga akan meningkat disebabkan oleh kegiatan pembangunan infrastruktur penunjang maupun penambahan tenaga kerja.

APBI memperkirakan, kegiatan produksi batubara per Semester I 2024 mencapai sekitar 400,59 juta ton atau tumbuh sebesar 20 juta ton dari raihan semester I 2023.

Emiten pertambangan batubara tetap menjaga investasi pada tahun ini dengan mengantisipasi tren pasar global.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Niko Chandra mengatakan, untuk tahun ini perusahaan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 2,9 triliun.

"Secara prinsip belanja modal ini gunakan untuk investasi rutin yang kaitannya mendukung kegiatan operasional dan yang sifatnya untuk proyek-proyek strategis dalam rangka pengembangan bisnis, di antaranya untuk pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim-Keramasan," kata Niko kepada Kontan, Senin (15/7).

Niko menjelaskan, PTBA tetap mengantisipasi situasi pasar ditahun ini antara lain fluktuasi harga batubara dan komoditas energi lain yang menjadi substitusi.

Pergerakan harga batubara umumnya dipengaruhi oleh keseimbangan supply-demand dan perekonomian negara-negara pengguna batubara terbesar seperti Tiongkok dan India.

Selain itu, dinamika harga komoditas energi lain yang merupakan substitusi hingga situasi geopolitik menjadi faktor yang turut diantisipasi.

"Atas kondisi tersebut, Perusahaan berusaha untuk tetap agile dan cepat tanggap dalam menghadapi kondisi-kondisi eksternal," imbuh Niko.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengatakan, alokasi belanja modal tahun ini diperkirakan mencapai US$ 100 juta.

"Kami menargetkan belanja modal sekotar US$ 80 juta hingga US$ 100 juta. Tetap mengantisipasi kondisi pasar dan perkembangan ekonomi global," jelas Dileep kepada Kontan, Senin (15/7).

Dileep melanjutkan, faktor-faktor lain yang diantisipasi antara lain keseimbangan supply dan demand batubara, permintaan kawasan Asia hingga dampak cuaca.

Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Febriati Nadira menjelaskan, arus keluar bersih ADRO untuk mendukung aktivitas investasi pada kuartal I-2024 mencapai US$ 205 juta atau sekitar Rp 3,33 triliun, naik dari kuartal I-2023.

"Kenaikan itu didorong oleh peningkatan pembelian aset tetap sebesar 55% menjadi US$ 201 juta. Belanja modal pada kuartal I 2024 meningkat 56% menjadi US$ 206 juta dari US$  132 juta pada periode yang sama ditahun sebelumnya," ujar Febriati kepada Kontan, Senin (15/7). 

Febriati mengatakan, investasi digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan tongkang, investasi smelter alumunium dan fasilitas pendukung. 

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) Apresiasi Kontribusi Seluruh Stakeholder, Komitmen Terapkan GCG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati