Meluas, sudah 10 desa terpapar tumpahan minyak dari kebocoran sumur migas di ONWJ



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Pertamina terus melakukan penanganan intensif di Blok Offshore North West Java (ONWJ).

Selain menggunakan oil boom dan giant octopus untuk menahan serta menyedot tumpahan minyak, Pertamina berniat melakukan pemboran sumur demi melakukan intercept guna menutup sumber kebocoran gas.

Baca Juga: Sumur migas bocor di ONWJ, Kepala SKK Migas: Jangan terjadi lagi!


Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Djoko Siswanto menyebut sejauh ini ada 10 desa yang terdampak tumpahan minyak Sumur YYA-1. Adapun, delapan desa tersebar di Karawang, dua desa di Bekasi dan tujuh pantai.

"Pengelolaan limbah di wilayah Karawang dan Bekasi diperoleh 17.830 karung. Penanggulangan tumpahan minyak di shoreline sudah dipasang Oil boom onshore sebanyak 1.430 mtr, dan melanjutkan pembersihan limbah di area mangrove," jelas Djoko Senin (29/7).

Adapun, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar menyebutkan saat ini angin mengarah ke arah barat sehingga tumpahan minyak mengarah ke sana. "Oil boom dipasang di barat, mengantisipasi pergerakan minyak yang terpengaruh angin," jelas Sukandar di Kantor Kementerian ESDM, Senin (29/7).

Djoko menyebutkan pemerintah terus melakukan penambahan jumlah tim baik dari dalam negeri maupun luar negeri. "Kita juga membuat semacam bak penampung di area tumpahan minyak untuk kemudian disedot," ujar Djoko.

Baca Juga: Sumur minyak bocor di ONWJ, Pertamina pasang alat agar tumpahan minyak tak meluas

Lebih jauh Djoko memastikan saat ini rig yang diperbantukan telah tiba dilokasi. Adapun rig yang dimaksud yakni Rig Soehanah milik PT Apexindo Pratama Duta. Djoko menyebutkan nantinya konduktor akan ditajak. "Semacam fondasi, diharapkan pada 2 Agustus nanti bisa dimulai," jelas Djoko

Dia mengungkapkan saat ini kebocoran gas dan tumpahan minyak Blok ONWJ dikategorikan level Tier-1. Selain itu, saat ini ada 13 orang dari Pertamina Persero dan PHE yang tergabung dalam Oil Spill Combat Team. "Ada penambahan personil 20 orang untuk memperkuat," tandas Djoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini