Melukis fulus dari ragam hiasan lukisan kaca



KONTAN.CO.ID - Produk lukisan kaca yang ada di gelas, piring, mug, dan lainnya mulai mendapat perhatian konsumen. Produk unik ini kerap menjadi barang pajangan atau cenderamata di acara tertentu seperti perkawinan. Tak heran bila para pebisnis di bidang ini mulai marak.  

Salah satunya adalah Umi Marchmah. Sejak lama kepincut dengan produk tersebut, Umi baru merealisasikan usaha tersebut pada tahun lalu. Ia sendiri tertarik dengan produk kreatif tersebut lantaran bisa mengeksplore ragam motif lukisan. Bisa batik, bunga dan lainnya. "Secara tidak langsung bisa memperkenalkan produk ini ke masyarakat luar," katanya kepada KONTAN.

Awalnya, ia mulai merintis usaha tersebut lewat pemasaran secara offilne yakni dengan ikut bazar. Meski bazar yang ia ikuti terbilang kecil-kecilan, tapi hasilnya terbilang lumayan. Dalam tiga hari mengikuti bazar, ia bisa menjual sebanyak 20 unit produk lukisan kaca dengan total omzet Rp 1 juta.


Selain lewat penjualan bazar, pemilik instagram @Mayyumi.glass, ini juga kerap melakukan penjualan via online. Baik itu melalui Tokopedia, Shopee, atau Glapa.com serta Moselo. Hasilnya, ia kerap mendapat pesanan dari luar kota Jakarta.

Meski begitu, ia mengaku masih terus mengasah ketrampilan. Supaya bisa memenuhi permintaan yang makin beragam. Adapun saat ini ia biasanya mendapat pesanan tiga sampai empat kali sebulan. Dengan rentang harga lukisan kaca antara Rp 75.000 sampai Rp 200.000 per buah.

Berbeda dengan Laksmiwati Etty pemilik Alia Craft yang berlokasi di Waru, Sidoarjo. Ia sudah berkiprah di bisnis sejak 2014. Selain produk lukisan rumah tangga, ia juga kerap melukis produk daur ulang seperti botol minuman, botol parfum, toples kue, lentera, hingga untuk suvenir pernikahan.

Ia membanderol produk lukisan kaca antara Rp 25.000 sampai Rp 1 juta per unit seperti untuk produk lentera. Sedangkan untuk suvenir pernikahan berkisar  Rp 10.000 sampai Rp 50.000 per buahnya. Biasanya untuk pesanan suvenir pernikahan jumlahnya antara 500 hingga 2.000 buah.

Sayang, Laksmiwati tidak bisa merinci besaran pendapatan yang didapat per bulannya. Sebab permintaan produk ini memang tidak bisa ditebak, alias tidak menentu. Tapi kalau disetahunkan, ia menyebut bisa meraup omzet hingga Rp 300 juta.

Meski sudah punya pasar, Laksmiwati menyebutkan bila dirinya harus terus berinovasi. Seperti membuat karya produk lukisan kaca yang baru, baik itu dari sisi produk atau motif. Supaya para pelanggan tetap mau memesan kepadanya. "Supaya konsumen tidak bosan," katanya sambil menyebut bakal terus mengikuti pameran.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.