Melukis laba dari usaha jasa lukisan tembok



Belakangan, seni melukis dinding (mural) semakin marak di beberapa kota besar. Kita bisa dengan mudah menjumpai karya seni lukis tembok tersebut. Dengan berbagai cat yang menarik dan berwarna-warni, seni mural menonjolkan sisi estetika ketimbang coretan biasa di dinding.

Dulu, seni mural dianggap pekerjaan seniman iseng. Tapi kini, sudah banyak pihak menggunakan jasa seniman mural. Seni lukis dinding pun menjelma menjadi bisnis kreatif. Pelanggannya mulai dari operator telekomunikasi, pengusaha properti sampai instansi pemerintah.

Media lukisnya meliputi dinding, tembok pagar, hingga outlet toko yang bersifat permanen. Tujuan pemesanan lukisan juga berbeda-beda. Ada yang sekadar mempercantik tembok, dan ada pula yang memanfaatkan mural sebagai sarana memasarkan produk.


Salah seorang pelukis mural asal Bandung bernama Jajang Javar bilang, minat konsumen menggunakan jasa pelukis mural tergolong tinggi. Apalagi, saat ini muncul tren menjadikan mural sebagai aksesori ruangan atau outlet toko.

Terjun ke bisnis mural sejak 2008, Jajang kini banyak mendapat pesanan dari berbagai daerah. Selain Jabodetabek, ia mendapat pesanan dari Palembang, Medan, dan Bali. Ia mengaku, banyak mendapat pesanan dari operator seluler dan pemilik toko.

Dalam menekuni usaha ini, ia tidak sendiri. Bersama tiga orang lainnya, ia membentuk tim yang dinamakan Enjoy.

Laba bersih tinggi

Dalam sebulan, mereka bisa mendapat lima proyek mural dengan nilai setiap proyek rata-rata Rp 10 juta. Jadi, dalam sebulan ia bisa mendapat omzet Rp 50 juta dengan laba bersih 50%. Laba bersihnya tergolong tinggi karena bahan-bahan, seperti cat sudah disediakan oleh pemesan. "Jadi kami hanya menjual jasa," ujar Jajang.

Ia mematok harga Rp 120.000 per meter persegi untuk lukisan animasi. Contohnya, gambar panda, bunga dan ornamen-ornamen tertentu. Tarif lukisan ini tergolong murah karena lebih banyak pengulangan, sehingga tidak terlalu sulit.

Namun, untuk lukisan rumit dan bersifat natural, seperti pantai, gunung atau gambar fantasi lebih mahal. Untuk lukisan semacam ini, ia memasang harga Rp 250.000 per meter persegi.

Untuk pesanan dari luar kota, Jajang tidak menaikkan harga. Namun, biaya transportasi dan penginapan ditanggung oleh pelanggan.

Rizwan, pemilik Wan Cek ArtDeco di Depok, Jawa Barat juga kebanjiran pelanggan. Terjun ke bisnis mural sejak tahun 2000, Rizwan kini memiliki banyak pelanggan. Namun, ia fokus melukis di dalam ruangan. "Saya fokus menjadikan mural bagian dari interior ruangan," ujarnya.

Ia mematok tarif Rp 350.000-Rp 500.000 setiap per meter persegi. Saban bulan, ia mampu menggarap dua proyek mural berukuran 20 meter persegi. Adapun omzet yang didapatnya di atas Rp 10 juta per bulan. "Sebenarnya permintaan banyak, tapi sering terbentur harga" ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi