KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Yield obligasi dalam tren naik. Kupon Surat Berharga Negara (SBN) ritel berpotensi lebih tinggi. Jika tidak ada aral melintang, pemerintah akan menawarkan Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR011 pada 25 Mei hingga 16 Juni 2022. SBR011 menjadi SBN ritel ketiga yang dijual tahun 2022. Jenis surat utang ini tidak dapat diperdagangkan kembali di pasar sekunder. Sebelumnya, ada dua seri, yaitu Obligasi Ritel Indonesia (ORI) ORI021 yang meluncur di awal tahun dan Sukuk Ritel (SR) SR016 yang meluncur di Maret lalu. Kedua surat utang ini dapat ditransaksikan di pasar sekunder.
Baca Juga: Keren! Jumlah Investor Pasar Modal Sudah Menyentuh 8,62 Juta per April 2022 Tercatat kupon ORI021 sebesar 4,90% dan kupon SR016 sebesar 4,95%. Sedangkan, pemerintah berencana untuk mengumumkan besaran kupon SBR011 yang memiliki tenor dua tahun ini, pada 23 Mei. Para analis memproyeksikan kupon SBR011 akan lebih tinggi dari kupon SBN ritel yang sudah meluncur di tahun ini. Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula mengatakan ada kenaikan kupon SBR011 dibanding SBN ritel sebelumnya, tetapi kenaikannya tidak berbeda jauh dari kupon SBN ritel sebelumnya. Menurut Ezra kenaikan kupon SBR011 tidak banyak karena pembandingnya adalah bunga deposito. "SBN ritel adalah alternatif investasi dari deposito," kata Ezra, Selasa (17/5).
Baca Juga: Hingga 17 Mei 2022, Kemenkeu Telah Terima Rp 8,76 Triliun dari Tax Amnesty Jilid II Sementara, suku bunga deposito perbankan saat ini masih di level rendah mengingat suku bunga Bank Indonesia (BI) belum ikut naik seperti suku bunga Federal Reserve (The Fed). Sementara, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto juga mengatakan di tengah tren kenaikan suku bunga dan
yield, maka kupon SBR011 juga akan naik dibanding seri sebelumnya. "Ada kemungkinan kupon SBR011 naik ke 5,25%," kata Ramdhan. Alhasil dengan kupon yang lebih tinggi, maka investor akan semakin tertarik untuk membeli SBR011. Dari sisi permintaan, Ezra juga optimistis antusiasme masyarakat akan tetap tinggi didukung dengan likuiditas yang memadai.
Baca Juga: Pasar Saham dan Obligasi Tertekan, Investor Reksadana Beralih ke Reksadana Pasar Uang Sementara, Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail memproyeksikan kupon SBR011 berpotensi mengarah ke 5,6%. Proyeksi tersebut mengikuti tren kenaikan pada
yield. Selasa (17/5),
yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun masih berada di level tinggi 7,31%. Di pekan lalu,
yield sempat menyentuh level tertinggi di 7,38%. Mikail memproyeksikan penjualan SBR011 juga akan lebih tinggi dari ORI021 dan SR016. Apalagi, likuiditas meningkat karena dukungan harga komoditas yang meningkat. "Mungkin penjualan SBR011 bisa mendekati Rp 30 triliun," kata Mikail. Sekadar informasi, penjualan ORI021 mencapai Rp 25,1 triliun. Sedangkan, penjualan SR016 mencapai Rp 18,4 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati