Memagari portofolio dengan aplikasi online



Anda yang rajin membaca berita soal perkembangan pasar modal, mungkin sudah tahu bahwa jumlah investor di pasar modal saat ini masih sedikit. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sampai April lalu, jumlah sub-rekening efek investor di pasar modal mencapai 483.776 sub-rekening efek.

Maklum, masih banyak orang yang ogah berinvestasi di pasar modal lantaran takut merugi karena tidak bisa mengelola portofolio investasinya. Banyak juga yang berdalih tidak memiliki waktu terus-menerus memantau portofolio. Dus, mereka memilih tidak berinvestasi di instrumen pasar modal.

Memang, investor bisa memilih menempatkan dananya di reksadana. Dengan demikian, investasinya akan dikelola oleh manajer investasi. Tapi mau tidak mau, investor harus pasrah mengikuti strategi investasi MI dan ketentuan yang tercantum dalam prospektus reksadana.

Padahal, tentu lebih nyaman jika investasi dikelola secara personal. Bagi orang-orang yang berkantong tebal, ia bisa memakai jasa perencana keuangan atau menjadi investor kontrak pengelolaan dana alias discretionary fund. Tapi, tak banyak pilihan tersedia bagi investor berkantong cekak.

Kini, investor tidak perlu kebingungan lagi dalam mengelola portofolio investasi mereka. “Dewa penolong” itu berwujud aplikasi yang bisa digunakan investor untuk membantu memantau dan mengelola portofolio investasinya.

Salah satunya adalah Infovesta Portofolio System (IPS) dan Infovesta Portofolio Analyzer (IPA) yang dirilis oleh PT Infovesta Utama. Keduanya adalah tools untuk memantau investasi seorang investor.

Pada dasarnya kedua aplikasi tersebut memiliki fungsi yang sama. Bedanya, IPS didesain bagi investor yang fokus portofolionya di pasar modal. Karena itu, instrumen investasi yang bisa dipantau oleh IPS adalah investasi di reksadana, saham, dan obligasi.

Sementara IPA didesain bagi investor yang memiliki portofolio investasi yang lebih tersebar. Selain investasi saham, reksadana dan obligasi, produk ini juga bisa membantu investor mengelola portofolio investasi berupa deposito, properti, kontrak penyertaan dana hingga penyertaan modal langsung.

Infovesta berpromosi, IPA juga cocok digunakan oleh investor pemula. “Soalnya perangkat yang bersifat customized ini tidak hanya memantau potensi lost dan return investasi di pasar modal, tapi juga investasi lainnya,” kata Wawan Hendrayana, research & investment Infovesta Utama, setengah berpromosi.

Hasil investasi Investor yang ingin menggunakan program tersebut cukup memasukkan data-data terkait portofolio investasi mereka. Misalnya, data jenis instrumen dan jenis transaksi: apakah jual atau beli. Lalu data harga awal, jumlah transaksi hingga biaya-biaya yang dikeluarkan.

Program ini kemudian akan memberikan gambaran kondisi portofolio terakhir, termasuk soal keuntungan atau kerugian yang terjadi. Program ini juga akan menampilkan gambaran berupa grafik hasil investasi riil dibandingkan target yang dibuat. Jadi, investor nantinya bisa memutuskan apakah akan menyesuaikan ulang isi portofolionya atau tidak.

Misalnya, investor memiliki tiga reksadana, tiga saham dan tiga deposito. Nah, investor tinggal memasukkan data yang dibutuhkan untuk masing-masing instrumen. Program akan secara otomatis menghitung bobot masing-masing instrumen dalam portofolio investasi si investor dan menghitung keuntungan atau kerugian berdasarkan harga pasar saat itu.

Bila instrumen tersebut untung, maka hasil akan menunjukkan angka berwarna hijau. Sementara kerugian ditandai dengan angka warna merah. Data-data tersebut juga bisa diimpor dalam format Excel.

Investor yang tertarik menggunakan layanan ini harus mendaftar terlebih dahulu ke Infovesta. Di sana, investor akan dikenakan sejumlah biaya. Namun, Wawan enggan membeberkan besaran biaya yang harus dibayarkan investor.

Selain Infovesta, PT Indo Premier Securities juga memiliki program serupa. Perusahaan sekuritas ini menawarkan IPOT PLAN. Pada dasarnya ini adalah tools perencanaan keuangan. Lewat program ini, investor bisa melakukan financial check up dan mengevaluasi rencana keuangannya.

Pengguna bisa menyusun perencanaan keuangan sederhana hingga perencanaan keuangan detil. Jika investor memiliki tujuan keuangan yang tidak banyak, ia bisa memakai fitur simple financial planning. Tapi, bila ia memiliki banyak aset dan tujuan keuangan yang beragam, maka si investor bisa menggunakan customized financial planning dan detail financial planning.

Investor bisa mengakses produk ini melalui www.ipotplan.com. Indo Premier tidak mengenakan biaya. Investor yang berminat cukup mendaftar melalui situs tersebut.

Program ini juga memberikan rekomendasi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan keuangan yang dibuat. Jadi, lewat program ini, investor bisa mencari petunjuk yang harus dilakukan atas portofolio investasinya. Kalau ada portofolio investasi yang kinerjanya tidak maksimal, investor bisa segera melakukan penyesuaian ulang atas portofolio itu.

Indo Premier juga memiliki program Fund Evaluator, yang dapat membantu investor mengevaluasi kinerja reksadana yang ditawarkan melalui IPOT FUND, supermarket reksadana milik IPOT. “Di Fund Evaluator tercantum kinerja 106 produk reksadana dari 25 manajer investasi yang tercatat legalitasnya,” jelas Jayawati Sukidjan, Vice President Business Development & Corporate Marketing Indo Premier.

Program ini bisa digunakan oleh investor yang menjadi klien IPOT FUND. Sejak diluncurkan pada April 2014, sudah sekitar 12% dari total klien IPOT FUND yang menggunakan fitur Fund Evaluator ini. Jayawati bilang, saat ini klien IPOT FUND sudah mencapai sekitar 50.000 orang. Artinya, ada sekitar 6.000 orang yang menggunakan Fund Evaluator.

Budi Raharjo, perencana Keuangan One Shildt Consulting, menilai, berbagai tools investasi tersebut berguna bagi investor untuk membantu membuat keputusan investasi. Tools seperti di atas, terutama berguna bagi investor pemula, untuk membantu menyusun rencana investasi. “Yang penting penggunanya juga harus bisa memahami kesimpulan yang muncul dari berbagai tools tadi dan implikasinya pada investasi yang dilakukan,” katanya.

Ruben Sukatendel, CEO Fokus Finansial, mengatakan, berbagai tools tersebut bisa digunakan untuk membantu memilih instrumen investasi. Tapi, investor harus punya langkah antisipasi bila rencana investasinya tak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. “Secara garis besar perangkat itu cukup memenuhi kebutuhan dasar dalam melakukan financial planning mandiri para pemula,” katanya.

Jadi, aneka tools tadi mungkin dapat mengobati kebingungan Anda selama ini dalam mengatur portofolio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can