Sanggah, patung, candi, maupun tugu adalah hal yang sulit dipisahkan dari Bali. Tak hanya karena dekorasi rumah adat Bali yang biasa diapit dua gapura candi, tapi kebiasaan masyarakat dalam memuliakan nenek moyang pun menjadikan sanggah sebagai properti yang sudah tak asing lagi. Tak heran, kerajinan batu ini bisa menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarakat Bali. Seperti yang dilakoni sebagian masyarakat di Susut, Bangli. Tepatnya di Jalan Raya Kayuambua, Desa Tiga, Susut, Bangli. Lokasi sentra kerajinan batu ini berjarak kurang lebih 65 kilometer dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Jika berangkat dari Kuta, Desa Tiga bisa dicapai dengan menempuh perjalanan darat selama dua jam. Dari pusat Kabupaten Bangli sendiri, Jalan Raya Kayuambua bisa dijangkau hanya dengan berkendara 20 menit.
Memahat batu, mengukir kayu (1)
Sanggah, patung, candi, maupun tugu adalah hal yang sulit dipisahkan dari Bali. Tak hanya karena dekorasi rumah adat Bali yang biasa diapit dua gapura candi, tapi kebiasaan masyarakat dalam memuliakan nenek moyang pun menjadikan sanggah sebagai properti yang sudah tak asing lagi. Tak heran, kerajinan batu ini bisa menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarakat Bali. Seperti yang dilakoni sebagian masyarakat di Susut, Bangli. Tepatnya di Jalan Raya Kayuambua, Desa Tiga, Susut, Bangli. Lokasi sentra kerajinan batu ini berjarak kurang lebih 65 kilometer dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Jika berangkat dari Kuta, Desa Tiga bisa dicapai dengan menempuh perjalanan darat selama dua jam. Dari pusat Kabupaten Bangli sendiri, Jalan Raya Kayuambua bisa dijangkau hanya dengan berkendara 20 menit.