Beberapa waktu lalu polemik antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Yayasan Lentera Anak dengan PB Djarum muncul dan menghiasi ruang publik. PB Djarum dituding melakukan eksploitasi anak saat melakukan audisi umum untuk mencetak atlit bulu tangkis berprestasi. Apa yang dilakukan PB Djarum sebenarnya adalah bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang wajib dilakukan perusahaan dan diperuntukkan bagi masyarakat. Program CSR lazim dilakukan perusahaan dan biasanya program yang dipilih adalah yang mendukung kebijakan pemerintah. Dalam melaksanakan CSR, Perusahaan bebas memilih program yang diterapkan dengan memperhitungkan manfaat yang diterima masyarakat. Meski CSR bukanlah hal yang baru dan bisa dilakukan siapa saja, namun implementasi CSR berbasis pemberdayaan serta kesejahteraan masyarakat dan modal sosial belum banyak dilakukan. CSR yang sering dilakukan selama ini memiliki makna sosial dan bisnis sekaligus. Alhasil, praktik CSR masih dikaitkan dengan peningkatan citra korporasi sehingga banyak kalangan melihat CSR sebatas "kosmetik".
Padahal, ada juga korporasi yang melakukan CSR dengan tujuan memperkuat modal sosial komunitas dan masyarakat lokal untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup. Empat pilar CSR yang dapat dilakukan perusahaan, yakni charity (perbuatan amal), community empowerment (pemberdayaan masyarakat), capacity building (peningkatan kapasitas), dan infrastructure (infrastruktur). Perusahaan harus beranggapan bahwa pembangunan masyarakat bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi merupakan bagian perusahaan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. Perusahaan turut berperan aktif mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Kini, perusahaan tidak hanya memperhatikan keuangan semata (
single bottom line), melainkan juga sisi sosial dan pengelolaan lingkungan, biasa disebut tripple bottom line, yakni sinergi tiga elemen ini merupakan kunci konsep pembangunan berkelanjutan. Terlepas dari polemik soal produk rokok, PB Djarum telah memulai program CSR mereka sejak tahun 1951 dengan sebutan Djarum Foundation. Ini merupakan organisasi nirlaba dengan misi memajukan Indonesia dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan mempertahankan kelestarian sumber daya alam. Selama ini Djarum Foundation terus berkesinambungan, konsisten, dan tepat sasaran dalam melakukan CSR di bidang sosial (Bakti Sosial Djarum Foundation), Olah raga (Bakti Olahraga Djarum Foundation), Pendidikan (Bakti Pendidikan Djarum Foundation), Lingkungan (Bakti Lingkungan Djarum Foundation), dan Kebudayaan (Bakti Budaya Djarum Foundation). Salah satu program CSR PB Djarum yang viral dibicarakan adalah Bakti Olah Raga. Indonesia dan merupakan salah satu negara yang unggul di bidang bulutangkis. Berlandaskan hal tersebut, Djarum Foundation terlibat membentuk program Djarum Beasiswa Bulutangkis bertujuan memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan prestasi bulutangkis. Kegiatan ini rutin dilaksanakan tiap tahun dengan memilih kota tempat mencari bibit unggul untuk dilatih dan dipersiapkan menjadi atlit berprestasi. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak 2006 dan terus berjalan secara konsisten hingga tahun ini. Program pembinaan ini menghasilkan banyak pemain bulutangkis berprestasi nasional maupun internasional. Masyarakat tertarik untuk mengikuti audisi ini karena program ini dianggap menyenangkan bagi anak dan dirancang mengikuti tren. Fasilitas lapangan, penginapan, alat latihan, bonus bagi anak berprestasi, metode, sistem latihan, pelatih, dan fisioterapi berkelas dunia. Untuk melakukan kegiatan ini biaya yang dikeluarkan dapat dipastikan triliunan rupiah. Jika ada pertanyaan sinis yang menyatakan apakah pemerintah sanggup menyiapkan dana sebesar ini untuk mendukung pembinaan bulu tangkis seperti dilakukan PB Djarum? Jawabannya dapat dipastikan pemerintah sanggup menyiapkan dana ini. Namun, permasalahan bukan sanggup atau tidak menyiapkan dana, melainkan dapatkah terlaksana dengan baik dan konsisten seperti yang sudah dilakukan oleh PB Djarum selama ini. Djarum Foundation konsisten menjalankan komitmen dan misinya seolah mendapatkan tamparan dari KPAI dalam program ini hanya karena menggunakan logo yang identik dengan produsen rokok milik PT Djarum. Padahal, PB Djarum menggunakan logo Djarum dalam audisi ini untuk promosi program audisi sehingga generasi muda lainnya tertarik mengikuti audisi di tahun berikutnya. Jika dilihat dari praktik CSR yang dilakukan perusahaan selama ini selalu menggunakan identitas perusahaan dalam kegiatan CSR mereka. Hal ini semata hanya ingin memperkenalkan kegiatan sosial yang dilakukan merupakan bagian dari CSR perusahaan. Tujuannya agar semua pihak mengetahui bahwa Djarum Foundation dan PB Djarum merupakan entitas yang berbeda dengan bisnis rokok yang dijalankan PT Djarum, sehingga melihat polemik yang terjadi, ada eksploitasi anak pada audisi tersebut sepertinya kurang tepat. Hal ini karena misi yang dibawa Djarum Foundation dan PT Djarum jelas berbeda. PB Djarum melaksanakan kegiatan olah raga untuk generasi muda mengukir berprestasi. Sangat disayangkan jika program ini harus terhenti atau berganti konsep. Negosiasi telah tercapai, tahun 2019 PB Djarum bersedia untuk menghilangkan logo yang identik dengan perusahaan rokok untuk menyelesaikan rangkaian kegiatan audisi tahun 2019.
Indonesia selama ini mampu menghantarkan atlet berprestasi, jika audisi dihentikan bagaimana nasib atlet yang masih dalam pembinaan? Apakah tetap ada generasi muda yang mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional? Bagaimana dengan cita-cita generasi muda yang ingin mendapatkan kesempatan yang sama? Apakah ada perusahaan lain yang perhatian melakukan program seperti ini secara berkesinambungan? Kita berharap ada solusi yang terbaik. Kita membutuhkan program ini, program yang tidak memiliki kepentingan lain hanya bercita-cita mencetak generasi muda yang berprestasi dan bermental juara di olahraga bulutangkis. Hasil kerja nyata PB Djarum selama ini telah mengharumkan nama Indonesia setidaknya jangan terhenti hanya karena ada kepentingan lain. Majulah generasi muda bangsa harumkan Indonesia dengan prestasimu!
♦ Ilona Oisina Situmeang Dosen Pascasarjana ¨Universitas Persada Indonesia YAI Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi