Memanasnya tensi perang dagang berdampak negatif bagi pergerakan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah kembali mengalami pelemahan di perdagangan Senin (6/5). Mengutip Bloomberg, rupiah terkoreksi 0,22% di pasar spot ke level Rp 14.298 per dollar AS. Sedangkan kurs tengah rupiah di Bank Indonesia merosot 0,18% ke level Rp 14.308 per dollar AS.

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi menilai, efek ancaman Presiden AS, Donald Trump, yang akan menaikkan tarif impor terhadap produk China sebesar 25% menjadi US$ 325 miliar berdampak negatif bagi rupiah. Ancaman ini dilontarkan akibat negosiasi dagang AS dan China cenderung berjalan lambat dan tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan.

"Cuitan Trump tersebut membuat rencana pertemuan AS dan China di pekan ini hampir dipastikan batal," ujar dia. Akibat memanasnya hubungan AS dan China, hampir seluruh mata uang emerging market terkena imbasnya.


Namun, pelemahan rupiah sebenarnya terpangkas usai pengumuman data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2019 oleh Badan Pusat Statistik. Seperti yang diketahui data pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 5,07% (yoy) sepanjang kuartal pertama lalu.

Hasil tersebut sebenarnya masih di bawah perkiraan para pelaku pasar yakni sebesar 5,2% (yoy). Namun, perlu diketahui pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2019 sedikit lebih baik dibandingkan kuartal yang sama di tahun lalu yakni sebesar 5,06% (yoy).

"Di tengah ancaman perlambatan ekonomi global akibat efek perang dagang, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sementara ini masih stabil," ucap Dini.

Terlepas dari itu, Dini masih memperkirakan rupiah akan kembali melemah pada perdagangan Selasa (7/5) besok. Namun, pelemahan kali ini akan lebih terbatas mengingat secara teknikal rupiah belum mampu menembus level resistance tertinggi yaitu Rp 14.345 per dollar AS.

Ia pun memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.245--Rp 14.330 per dollar AS pada esok hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi