Meski bukan ibadah wajib, kesadaran masyarakat muslim untuk menyelenggarakan akikah anak-anaknya semakin meningkat. Namun, di sisi lain mereka ogah repot. Tentu ini mendatangkan rezeki bagi para pengusaha jasa layanan akikah.Bagi umat muslim, wujud syukur menyambut kelahiran bayi ditunjukkan dengan menggelar ritual akikah. Sang orangtua jabang bayi menyembelih domba atau kambing, mengolah dagingnya, lalu membagikan kepada tetangga kanan kiri dan handai tolan.Dulu kebanyakan orang menyembelih dan mengolah sendiri daging kambingnya, tapi kini tidak lagi. Lantaran kesibukan, banyak orangtua tak punya cukup waktu menyiapkan sendiri akikah buat si permata hati. Kini banyak orang cenderung praktis, tinggal memesan segala kebutuhan ke katering akikah.Jasa ini melayani semua kebutuhan akikah, mulai dari mencari kambing, memotong, sampai mengolah menjadi hidangan siap santap. Meski jasa katering akikah menjamur, prospek usaha ini masih bagus. “Selain karena kesadaran akikah meningkat, kebanyakan orang ingin yang serba praktis,” ujar Ahmad Tamami, pemilik Al Amien Aqiqah Praktis, di Depok, Jawa Barat.Karena potensi pasar masih luas, menurut Ahmad, bisnis layanan akikah ini masih terbuka lebar bagi pemain baru. Jadi, kalau Anda tengah mencari-cari ide bisnis, barangkali usaha layanan akikah ini bisa menjadi pilihan menarik.Anda tak harus memiliki keahlian khusus untuk menjalankan bisnis ini. Yang penting Anda memiliki tenaga pemotong dan pengolah daging kambing jempolan.Ahmad adalah salah satu pebisnis jasa layanan katering akikah yang sudah merasakan nikmatnya rezeki dari usaha ini. Biasanya, pengusaha yang merintis bisnis akikah pada 2003 ini memanen rezeki besar saat liburan sekolah dan lebaran haji. Pada periode peak season itu, ia bisa memotong 20 ekor kambing sehari, dengan omzet sampai Rp 20 juta. Di luar musim itu, Ahmad hanya memotong dua ekor kambing sehari. Omzetnya pun Rp 2 juta per hari. Dari omzet tersebut, laba bersih yang masuk ke kantong Ahmad sekitar 20%. “Hasilnya lumayan,” ujar dia.Berkah usaha katering akikah juga dinikmati Salamah Aqiqah yang dikelola Mitra Tani Farm (MT Farm), sebuah usaha penggemukan kambing di Bogor, Jawa Barat. Berkecimpung di bisnis layanan akikah sejak 2006, kini Salamah Aqiqah meraup omzet hingga Rp 30 juta per bulan. Budi Susilo Setiawan, Manajer Pemasaran MT Farm, bertutur laba bersih Salamah sekitar 30% dari omzet. Rumah Aqiqah juga mendulang laba besar dari usaha ini. Dengan dukungan 14 kantor cabang, Rumah Aqiqah yang berdiri pada 2004 bisa memotong 800 sampai 1.000 ekor kambing per bulan. Dari situ omzetnya Rp 800 juta–Rp 1 miliar. “Laba bersih kami 30% dari omzet,” kata Dede Hilman, Kepala Divisi PT Agro Niaga Abadi, perusahaan pengelola dan penyedia hewan ternak yang menaungi Rumah Aqiqah.Berminat? Sabar dulu, sebelum menjajal usaha ini, ada baiknya Anda menyimak beberapa kiat bisnis ini terlebih dulu.n Pasokan kambingJika ingin menjajal usaha ini, Anda tidak harus memiliki usaha ternak penggemukan kambing. “Pasokan kambing bisa beli dari peternak atau pasar hewan,” ujar Ahmad.Anda cukup menyediakan lahan penampungan ternak. Tidak perlu terlalu luas, dengan lahan seluas 20 meter persegi Anda sudah bisa membuat kandang penampungan. Menurut Ahmad, kambing yang akan dipakai untuk akikah harus memenuhi sejumlah syarat. Misal, kambing harus sehat dan tidak cacat. Kambing juga harus sudah masuk usia layak potong, yakni berusia minimal enam bulan atau memiliki berat 16 kilogram.Selama ini, Ahmad membeli kambing langsung dari para peternak di Bogor, Jawa Barat. Sebagian juga ia beli dari pasar hewan Parung, Bogor. Jika pesanan lagi ramai, setiap seminggu sekali ia membeli kambing sebanyak 120 ekor. Harga kambing berkisar Rp 400.000–Rp 500.000 per ekor. “Kadang kalau beruntung, ada juga seharga Rp 300.000 per ekor,” ujar Ahmad.Cara yang ditempuh Salamah Aqiqah lain lagi. Ia tidak perlu membeli kambing dari para peternak atau pasar hewan. Semua kebutuhan kambing sudah bisa dipenuhi dari MT Farm. Peternakan MT Farm kini memiliki 700 ekor domba dan 50 ekor kambing. Sama halnya Salamah Aqiqah, Rumah Aqiqah juga mendapat pasokan kambing dari PT Agro Niaga Abadi. Setiap kantor cabang mendapat pasokan 100 ekor kambing untuk stok selama sebulan.n Variasi menu dan paket akikahVariasi menu penting untuk menarik minat konsumen. Al Amien Aqiqah Praktis, misalnya, menyediakan berbagai jenis olahan kambing, seperti sate, gulai, kambing guling, semur, tongseng, dan steik. “Prinsipnya, apa pun yang dipesan konsumen akan selalu kami penuhi,” tutur Ahmad.Setiap jenis olahan kambing ia tawarkan dalam beberapa pilihan paket. Harga setiap paket berbeda, tergantung dari ukuran kambing. Ahmad mematok paket termurah Rp 1 juta dan paket termahal Rp 2,5 juta. Sebagai contoh, paket Rp 1 juta berupa satu ekor kambing yang setelah diolah menghasilkan 300 tusuk sate dan 50 porsi gulai. Sementara, paket Rp 2,5 juta menghasilkan 700 tusuk sate dan 100 porsi gulai.Ahmad juga menyediakan paket nasi kotak. Harganya tentu di luar paket kambing tadi. Harga nasi kotak berisi nasi, kerupuk, buah, dan lalapan ia banderol Rp 8.000 per kotak. Olahan kambing mereka kemas dalam nasi kotak ini. Bagi pembeli yang tinggal di daerah Depok, Cinere, dan Ciputat, Ahmad tidak memungut biaya antar. Sementara, pembeli dari luar daerah itu akan dikenai ongkos pengiriman tak lebih dari Rp 150.000.Soal menu, Salamah Aqiqah juga tak jauh berbeda. Di tempat ini konsumen bisa memesan sate, gulai, tongseng, semur, atau sup. Menu olahan kambing ini ditawarkan dalam lima paket, seperti paket Smart, Ceria, Jitu, Simpati, dan XL. Paket Smart merupakan paket termurah dengan berat kambing sekitar 16 kg. Setelah diolah, kambing tersebut menghasilkan 225 tusuk sate dan 50 porsi gulai. Paket ini dibanderol Rp 800.000. Sementara, paket XL menyediakan kambing dengan ukuran terbesar, yakni di atas 25 kg. Setelah diolah, paket yang dibanderol Rp 1,2 juta ini menghasilkan 350 tusuk sate dan 100 porsi gulai. Budi bilang, harga kambing paket Smart sebelum diolah Rp 600.000 per ekor. Ada pun ongkos masak Rp 200.000. Sedangkan paket XL, harga kambing Rp 800.000–Rp 850.000 dengan biaya masak maksimal Rp 350.000.Sementara, Rumah Aqiqah menawarkan tiga paket akikah, yaitu paket ekonomi, standar, dan istimewa. Paket ekonomi dikenakan biaya Rp 750.000, standar Rp 1 juta, dan istimewa Rp 1,25 juta. Harga tersebut belum termasuk biaya masak. Jika pelanggan ingin diolah menjadi masakan siap saji, maka kena ongkos masak Rp 300.000 sampai Rp 400.000.n PemasaranPara pelaku usaha ini tidak memandang remeh soal pemasaran. Salamah Aqiqah, ambil contoh, giat memasarkan lewat iklan. Menurut Budi, cara itu efektif menjaring konsumen. Selain iklan di media, pemasar-an juga mereka lakukan lewat pembagian buku doa yang diselipkan dalam boks nasi.Akan halnya Rumah Aqiqah lebih mengandalkan pemasaran lewat jaringan kantor cabang. Selain itu, Rumah Aqiqah juga menjalin kerjasama dengan rumahsakit bersalin seperti Rumahsakit Juwita dan Hermina. “Kontribusinya besar, sekitar 30% dari total permintaan,” kata Dede Hilman.Untuk melengkapi pemasaran ini, baik Salamah maupun Rumah Aqiqah kini membuka sistem keagenan. Agen akan berperan sebagai pihak ketiga atau sebagai sumber informasi penjualan.Ahmad lebih mengandalkan iklan lewat pamflet yang dia sebar di kompleks-kompleks perumahan. Selain pamflet, ia juga beriklan melalui internet. “Terus terang. pemaCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Memanen berkah dari katering akikah
Meski bukan ibadah wajib, kesadaran masyarakat muslim untuk menyelenggarakan akikah anak-anaknya semakin meningkat. Namun, di sisi lain mereka ogah repot. Tentu ini mendatangkan rezeki bagi para pengusaha jasa layanan akikah.Bagi umat muslim, wujud syukur menyambut kelahiran bayi ditunjukkan dengan menggelar ritual akikah. Sang orangtua jabang bayi menyembelih domba atau kambing, mengolah dagingnya, lalu membagikan kepada tetangga kanan kiri dan handai tolan.Dulu kebanyakan orang menyembelih dan mengolah sendiri daging kambingnya, tapi kini tidak lagi. Lantaran kesibukan, banyak orangtua tak punya cukup waktu menyiapkan sendiri akikah buat si permata hati. Kini banyak orang cenderung praktis, tinggal memesan segala kebutuhan ke katering akikah.Jasa ini melayani semua kebutuhan akikah, mulai dari mencari kambing, memotong, sampai mengolah menjadi hidangan siap santap. Meski jasa katering akikah menjamur, prospek usaha ini masih bagus. “Selain karena kesadaran akikah meningkat, kebanyakan orang ingin yang serba praktis,” ujar Ahmad Tamami, pemilik Al Amien Aqiqah Praktis, di Depok, Jawa Barat.Karena potensi pasar masih luas, menurut Ahmad, bisnis layanan akikah ini masih terbuka lebar bagi pemain baru. Jadi, kalau Anda tengah mencari-cari ide bisnis, barangkali usaha layanan akikah ini bisa menjadi pilihan menarik.Anda tak harus memiliki keahlian khusus untuk menjalankan bisnis ini. Yang penting Anda memiliki tenaga pemotong dan pengolah daging kambing jempolan.Ahmad adalah salah satu pebisnis jasa layanan katering akikah yang sudah merasakan nikmatnya rezeki dari usaha ini. Biasanya, pengusaha yang merintis bisnis akikah pada 2003 ini memanen rezeki besar saat liburan sekolah dan lebaran haji. Pada periode peak season itu, ia bisa memotong 20 ekor kambing sehari, dengan omzet sampai Rp 20 juta. Di luar musim itu, Ahmad hanya memotong dua ekor kambing sehari. Omzetnya pun Rp 2 juta per hari. Dari omzet tersebut, laba bersih yang masuk ke kantong Ahmad sekitar 20%. “Hasilnya lumayan,” ujar dia.Berkah usaha katering akikah juga dinikmati Salamah Aqiqah yang dikelola Mitra Tani Farm (MT Farm), sebuah usaha penggemukan kambing di Bogor, Jawa Barat. Berkecimpung di bisnis layanan akikah sejak 2006, kini Salamah Aqiqah meraup omzet hingga Rp 30 juta per bulan. Budi Susilo Setiawan, Manajer Pemasaran MT Farm, bertutur laba bersih Salamah sekitar 30% dari omzet. Rumah Aqiqah juga mendulang laba besar dari usaha ini. Dengan dukungan 14 kantor cabang, Rumah Aqiqah yang berdiri pada 2004 bisa memotong 800 sampai 1.000 ekor kambing per bulan. Dari situ omzetnya Rp 800 juta–Rp 1 miliar. “Laba bersih kami 30% dari omzet,” kata Dede Hilman, Kepala Divisi PT Agro Niaga Abadi, perusahaan pengelola dan penyedia hewan ternak yang menaungi Rumah Aqiqah.Berminat? Sabar dulu, sebelum menjajal usaha ini, ada baiknya Anda menyimak beberapa kiat bisnis ini terlebih dulu.n Pasokan kambingJika ingin menjajal usaha ini, Anda tidak harus memiliki usaha ternak penggemukan kambing. “Pasokan kambing bisa beli dari peternak atau pasar hewan,” ujar Ahmad.Anda cukup menyediakan lahan penampungan ternak. Tidak perlu terlalu luas, dengan lahan seluas 20 meter persegi Anda sudah bisa membuat kandang penampungan. Menurut Ahmad, kambing yang akan dipakai untuk akikah harus memenuhi sejumlah syarat. Misal, kambing harus sehat dan tidak cacat. Kambing juga harus sudah masuk usia layak potong, yakni berusia minimal enam bulan atau memiliki berat 16 kilogram.Selama ini, Ahmad membeli kambing langsung dari para peternak di Bogor, Jawa Barat. Sebagian juga ia beli dari pasar hewan Parung, Bogor. Jika pesanan lagi ramai, setiap seminggu sekali ia membeli kambing sebanyak 120 ekor. Harga kambing berkisar Rp 400.000–Rp 500.000 per ekor. “Kadang kalau beruntung, ada juga seharga Rp 300.000 per ekor,” ujar Ahmad.Cara yang ditempuh Salamah Aqiqah lain lagi. Ia tidak perlu membeli kambing dari para peternak atau pasar hewan. Semua kebutuhan kambing sudah bisa dipenuhi dari MT Farm. Peternakan MT Farm kini memiliki 700 ekor domba dan 50 ekor kambing. Sama halnya Salamah Aqiqah, Rumah Aqiqah juga mendapat pasokan kambing dari PT Agro Niaga Abadi. Setiap kantor cabang mendapat pasokan 100 ekor kambing untuk stok selama sebulan.n Variasi menu dan paket akikahVariasi menu penting untuk menarik minat konsumen. Al Amien Aqiqah Praktis, misalnya, menyediakan berbagai jenis olahan kambing, seperti sate, gulai, kambing guling, semur, tongseng, dan steik. “Prinsipnya, apa pun yang dipesan konsumen akan selalu kami penuhi,” tutur Ahmad.Setiap jenis olahan kambing ia tawarkan dalam beberapa pilihan paket. Harga setiap paket berbeda, tergantung dari ukuran kambing. Ahmad mematok paket termurah Rp 1 juta dan paket termahal Rp 2,5 juta. Sebagai contoh, paket Rp 1 juta berupa satu ekor kambing yang setelah diolah menghasilkan 300 tusuk sate dan 50 porsi gulai. Sementara, paket Rp 2,5 juta menghasilkan 700 tusuk sate dan 100 porsi gulai.Ahmad juga menyediakan paket nasi kotak. Harganya tentu di luar paket kambing tadi. Harga nasi kotak berisi nasi, kerupuk, buah, dan lalapan ia banderol Rp 8.000 per kotak. Olahan kambing mereka kemas dalam nasi kotak ini. Bagi pembeli yang tinggal di daerah Depok, Cinere, dan Ciputat, Ahmad tidak memungut biaya antar. Sementara, pembeli dari luar daerah itu akan dikenai ongkos pengiriman tak lebih dari Rp 150.000.Soal menu, Salamah Aqiqah juga tak jauh berbeda. Di tempat ini konsumen bisa memesan sate, gulai, tongseng, semur, atau sup. Menu olahan kambing ini ditawarkan dalam lima paket, seperti paket Smart, Ceria, Jitu, Simpati, dan XL. Paket Smart merupakan paket termurah dengan berat kambing sekitar 16 kg. Setelah diolah, kambing tersebut menghasilkan 225 tusuk sate dan 50 porsi gulai. Paket ini dibanderol Rp 800.000. Sementara, paket XL menyediakan kambing dengan ukuran terbesar, yakni di atas 25 kg. Setelah diolah, paket yang dibanderol Rp 1,2 juta ini menghasilkan 350 tusuk sate dan 100 porsi gulai. Budi bilang, harga kambing paket Smart sebelum diolah Rp 600.000 per ekor. Ada pun ongkos masak Rp 200.000. Sedangkan paket XL, harga kambing Rp 800.000–Rp 850.000 dengan biaya masak maksimal Rp 350.000.Sementara, Rumah Aqiqah menawarkan tiga paket akikah, yaitu paket ekonomi, standar, dan istimewa. Paket ekonomi dikenakan biaya Rp 750.000, standar Rp 1 juta, dan istimewa Rp 1,25 juta. Harga tersebut belum termasuk biaya masak. Jika pelanggan ingin diolah menjadi masakan siap saji, maka kena ongkos masak Rp 300.000 sampai Rp 400.000.n PemasaranPara pelaku usaha ini tidak memandang remeh soal pemasaran. Salamah Aqiqah, ambil contoh, giat memasarkan lewat iklan. Menurut Budi, cara itu efektif menjaring konsumen. Selain iklan di media, pemasar-an juga mereka lakukan lewat pembagian buku doa yang diselipkan dalam boks nasi.Akan halnya Rumah Aqiqah lebih mengandalkan pemasaran lewat jaringan kantor cabang. Selain itu, Rumah Aqiqah juga menjalin kerjasama dengan rumahsakit bersalin seperti Rumahsakit Juwita dan Hermina. “Kontribusinya besar, sekitar 30% dari total permintaan,” kata Dede Hilman.Untuk melengkapi pemasaran ini, baik Salamah maupun Rumah Aqiqah kini membuka sistem keagenan. Agen akan berperan sebagai pihak ketiga atau sebagai sumber informasi penjualan.Ahmad lebih mengandalkan iklan lewat pamflet yang dia sebar di kompleks-kompleks perumahan. Selain pamflet, ia juga beriklan melalui internet. “Terus terang. pemaCek Berita dan Artikel yang lain di Google News