Sebagian besar petani cengkih di Bulukumba dulunya adalah petani kopi. Namun, lantaran di era tahun 1970-1990 harga kopi kurang baik, banyak yang beralih menjadi petani cengkih. Bibit awalnya mereka dapatkan dari dinas kehutanan setempat. Kini, petani sudah bisa membudidayakan sendiri sehingga bibit tidak harus beli. Sentra budidaya cengkih di Bulo Lehe, Rilau Ale memang bukan satu-satunya sentra cengkih yang ada di Bulukumba. Namun, di kecamatan ini produksi hasil panen cengkih yang dihasilkan cukup besar dibandingkan desa lain. Sepanjang mata memandang di Desa Bulo Lehe, tampak hamparan pohon cengkih dan aktivitas beberapa petani menanam maupun panen cengkih. Baharudin Uleng, salah satu petani cengkih di sentra ini bercerita, selain menanam cengkih, dia juga menanam kemiri, rambutan, durian, dan umbi-umbian serta madu hutan di kebunnya. Maklum, kebun-kebun cengkih di Riau Ale ini memang tampak seperti hutan belantara ketimbang kebun. Sebab pohon cengkih menjulang tinggi dan daunnya sangat rimbun. "Ada juga ibu-ibu di sini yang membuat gula aren dan dijual ke pasar seperti yang dilakukan istri saya," kata Baharudin.
Memanen cengkih di pertengahan tahun (2)
Sebagian besar petani cengkih di Bulukumba dulunya adalah petani kopi. Namun, lantaran di era tahun 1970-1990 harga kopi kurang baik, banyak yang beralih menjadi petani cengkih. Bibit awalnya mereka dapatkan dari dinas kehutanan setempat. Kini, petani sudah bisa membudidayakan sendiri sehingga bibit tidak harus beli. Sentra budidaya cengkih di Bulo Lehe, Rilau Ale memang bukan satu-satunya sentra cengkih yang ada di Bulukumba. Namun, di kecamatan ini produksi hasil panen cengkih yang dihasilkan cukup besar dibandingkan desa lain. Sepanjang mata memandang di Desa Bulo Lehe, tampak hamparan pohon cengkih dan aktivitas beberapa petani menanam maupun panen cengkih. Baharudin Uleng, salah satu petani cengkih di sentra ini bercerita, selain menanam cengkih, dia juga menanam kemiri, rambutan, durian, dan umbi-umbian serta madu hutan di kebunnya. Maklum, kebun-kebun cengkih di Riau Ale ini memang tampak seperti hutan belantara ketimbang kebun. Sebab pohon cengkih menjulang tinggi dan daunnya sangat rimbun. "Ada juga ibu-ibu di sini yang membuat gula aren dan dijual ke pasar seperti yang dilakukan istri saya," kata Baharudin.