KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan umum (Pemilu) tahun ini membuat pelaku pasar wait and see menanti kebijakan-kebijakan yang akan dicanangkan calon presiden dan wakil presiden berikutnya. CEO Schroders Indonesia, Michael Tjoadi mengakui, masa kampanye yang cukup lama yakni selama enam bulan, membuat pelaku pasar masih menebah-nebak arah kebijakan pemerintah. "Sampai tiga bulan pertama kita belum melihat visi dan misi calon presiden, apa yang dia mau lakukan. Makanya menjelang akhir, saat debat itu yang perlu dilihat. Setelah debat pertama, kedua dan ketiga, dia akan jelas, pelaku pasar akan tahu bagaimana," jelas Michael, Kamis (17/1). Menurut Michael, biasanya di tahun pemilu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi. Dalam sembilan hingga dua belas bulan sebelum pemilihan presiden, IHSG cenderung melemah karena pelaku usaha cenderung takut berinvestasi. Namun, Michael mengatakan, saat IHSG menurun, itulah saat yang tepat untuk berinvestasi.
Memasuki masa kampanye, pelaku pasar masih wait and see
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan umum (Pemilu) tahun ini membuat pelaku pasar wait and see menanti kebijakan-kebijakan yang akan dicanangkan calon presiden dan wakil presiden berikutnya. CEO Schroders Indonesia, Michael Tjoadi mengakui, masa kampanye yang cukup lama yakni selama enam bulan, membuat pelaku pasar masih menebah-nebak arah kebijakan pemerintah. "Sampai tiga bulan pertama kita belum melihat visi dan misi calon presiden, apa yang dia mau lakukan. Makanya menjelang akhir, saat debat itu yang perlu dilihat. Setelah debat pertama, kedua dan ketiga, dia akan jelas, pelaku pasar akan tahu bagaimana," jelas Michael, Kamis (17/1). Menurut Michael, biasanya di tahun pemilu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi. Dalam sembilan hingga dua belas bulan sebelum pemilihan presiden, IHSG cenderung melemah karena pelaku usaha cenderung takut berinvestasi. Namun, Michael mengatakan, saat IHSG menurun, itulah saat yang tepat untuk berinvestasi.