KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan kepala daerah (pilkada) yang serentak dilaksanakan pada 2018, membawa angin segar bagi PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Kinerja emiten yang memiliki kode saham RALS ini belum bisa membaik sejak beberapa tahun lalu. Namun, analis memproyeksikan Pilkada dan kegiatan kampanye bisa mendukung konsumsi masyarakat dan menjadi sentimen positif bagi RALS Tercatat hingga kuartal III 2017 pendapatan RALS mencapai Rp 4,42 triliun atau turun 3,1% secara
year on year (yoy). Namun, di periode yang sama laba bersih RALS tercatat naik 1,7% yoy menjadi Rp 368 miliar. M. Adityo Nugroho Analis Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, bisnis supermarket milik RALS dalam empat tahun terakhir lesu. Tercatat, angka penjualan di bisnis supermarket cenderung belum bisa membaik.
Sementara bisnis pakaian dan aksesoris cenderung lebih stabil. "Kinerja RALS masih terganggu dari kerugian operasional sebesar Rp 49,1 juta," kata Adityo, Kamis (14/12). Menurut Adityo beberapa tahun terakhir penjualan RALS terpengaruh sentimen negatif. "Ritel memang dalam masa cobaan, temasuk juga RALS," kata Adityo. Namun, Adityo mengatakan RALS masih memiliki peluang untuk berkinerja positif. "RALS memiliki segmen pasar masyarakat kelas menengah ke bawah, mereka belum beradaptasi dengan
e-commerce, segmen ini masih menganggap berbelanja baju sebagai kegiatan rekreasi dan ini jadi sentimen positif buat RALS," kata Adityo. Maklum, saat ini memang bisnis ritel yang memiliki pangsa pasar masyarakat dengan ekonomi menengah dan menengah keatas sedang tertekan dengan kehadiran
e-commerce yang membuat semakin jarangnya pelanggan datang ke outlet dan berbelanja. Memasuki, libur Natal dan Tahun Baru, Adityo memproyeksikan lonjakan penjualan di liburan tersebut tidak akan terlalu signifikan seperti saat Lebaran. Adityo memperkirakan pendapatan RALS di akhir tahu tidak akan jauh berbeda dengan pendapatan 2016. Sementara, untuk 2018, Adityo memperkirakan dengan dimulainya pemilu dan kegiatan kampanye yang berlangsung bisa mendukung konsumsi masyarakat menengah bawah dan jadi sentimen positif bagi RALS. Senada, Darien Sanusi Analis Trimegah Sekuritas mengatakan, prospek sektor konsumsi akan lebih menjanjikan di 2018. Hal ini didukung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 yang diperkirakan naik 4,4% yoy. "Kami mengharapkan adanya pemungutan belanja pemerintah dimulai pada kuartal IV 2017 hal ini bisa mengangkat kinerja pengecer menengah ke bawah seperti RALS hingga semester II 2018," kata Darien, dalam riset 9 November 2017. Menurut Darien belanja masyarakat di tahun depan akan lebih tinggi dan memacu pertumbuhan konsumsi. "Kinerja yang melemah di sisa tahun ini adalah kesempatan bagi investor untuk membeli saham RALS, mengingat prospek konsumsi yang lebih baik di tahun depan," kata Darien yang menargetkan harga RALS pada Rp 1.200 per saham.
Selain itu, kinerja RALS tahun depan diharapkan akan lebih baik setelah manajemen menutup outlet yang berkinerja buruk. Efisiensi ini pun berhasil membuat laba RALS terjaga. "
Spin off dan utilisasi outlet bagus buat kinerja RALS ke depan," kata Adityo. RALS akan mengurangi jumlah lantai dengan menyewakan lantai tersebut. Dalam waktu dekat manajemen bakal menyewakan lantai pada Cinema XXI untuk membangun bioskop. Adityo memperkirakan pada 2018 RALS mampu meningkatkan pendapatan sebesar 0,5% dan laba bersih meningkat sebesar 7%. Adityo merekomendasikan
buy untuk RALS dengan target harga Rp 1.140 per saham. Sementara, Christine Natasya Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan
hold dalam risetnya 31 Oktober 2017 dengan target harga Rp 950 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati