Membaca arah pasar seusai libur Lebaran



JAKARTA. Pasar modal akan memasuki masa liburan. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menentukan waktu libur perdagangan pada 16-21 Juli.

Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo melihat bahwa katalis neraca perdagangan yang diumumkan 15 Juli akan sangat berpengaruh terhadap sentimen pergerakan indeks usai liburan. "Neraca perdagangan yang menentukan kita bagaimana. Kalau bagus, orang akan berlibur dengan gembira," ucap Satrio.

Pasalnya, angka pertumbuhan ekonomi yang akan meluncur di awal Agustus. Menurut Satrio, pemodal mulai berspekulasi terhadap angka pertumbuhan ekonomi dengan hasil neraca perdagangan. Ia melihat, Menteri Keuangan cukup optimis dengan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan, Bank Indonesia (BI) tampak panik.


Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee memprediksi, neraca perdagangan akan surplus. Namun ini merupakan indikasi bahwa ekonomi tak bergerak. Ia melihat jika ekonomi berjalan, maka Indonesia akan banyak mengimpor bahan baku dan barang modal. "Dengan surplusnya meraca perdagangan itu berarti penurunan ekspor dan impor," ucapnya.

Ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi akan berkisar di 4,7% sampai 4,8%. Perlambatan ini disebabkan oleh belanja pemerintah yang belum efektif. Kemudian, daya beli masyarakat pun terpukul.

Selain itu, Satrio menyebut rencana Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle kabinet pun turut mempengaruhi. Sekedar informasi, Jokowi telah memberi sinyal bahwa akan melakukan perombakan di kabinetnya.

Lebih lanjut, Hans bilang ada katalis pengumuman laporan keuangan emiten kuartal kedua yang akan keluar di Agustus. Menurutnya, laporan keuangan emiten di kuartal kedua tak akan jauh berbeda dengan kuartal pertama. Ia berpendapat, perbaikan laporan keuangan baru akan terasa di kuartal ketiga. Ini dengan harapan pemerintah telah melakukan penyerapan belanja modalnya.

Untuk faktor eksternal, Satrio menyebut adanya spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. Meski begitu, dampak sentimen itu sudah diperhitungkan dengan terdiskonnya indeks. Sehingga, ia melihat pengumuman kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat itu tak akan menjadi masalah bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Transaksi sepi menjelang libur

Satrio mencermati, perdagangan saham akhir pekan lalu agak ditekan ke bawah. Menurutnya, itu hal yang wajar karena waktu tersebut dimanfaatkan pemodal untuk menerima uang di hari Rabu, (15/7), sebelum libur lebaran. Sementara pada pekan terakhir perdagangan sebelum libur lebaran ini, mereka yang melakukan transaksi adalah yang berani mengambil risiko.

Meskipun transaksi perdagangan sepi, ia merasa IHSG tetap dalam sentimen positif. Apalagi Dow Jones tengah naik tajam. "Meskipun sepi tapi hati senang," ujarnya.

Satrio bilang, IHSG akan menanjak dalam tren jangka pendek sampai menjelang Lebaran. Namun dalam jangka menengah, ia memperkirakan IHSG akan bergerak turun. Menurutnya, tren penurunan jangka menengah akan berakhir jika IHSG melewati 4.982. Lalu setelah itu, IHSG akan bergerak rally hingga akhir Agustus.

Dengan kondisi libur saat ini, Hans menyarankan pemodal untuk menahan diri. Dengan libur yang cukup panjang, ia menilai pemodal sebaiknya meminimalisir risiko dari faktor eksternal. "Lebih baik mengamankan posisi dahulu," tandasnya.

Lalu Satrio menyarankan investor untuk berhati-hati dan melihat dalam sudut jangka menengah agak panjang. Ia merekomendasikan beli saham perbankan seperti BBRI, BMRI, BBNI, dan BBCA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto