Membaca manuver Grup Lippo, mau dibawa kemana arah bisnis Multipolar (MLPL)?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup Lippo tengah melancarkan transformasi digital untuk segmen bisnis ritelnya. Strategi ini ditandai dengan serangkaian aksi korporasi yang belakangan ini gencar dilakukan.

Transformasi diawali dengan langkah induk bisnis ritel Grup Lippo, PT Multipolar Tbk (MLPL) menjual 11,9% atau setara 896,33 juta saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) ke tiga entitas berbeda. Ketiganya adalah, Panbridge Investment Ltd. yang mengambil porsi 3,33%, PT Pradipa Darpa Bangsa sebesar 4,76.%, dan Threadmore Capital Ltd. yang membeli sisa 3.81% saham MPPA.

Transaksi dilakukan jelang akhir bulan lalu, di harga Rp 404 per saham. Dus, MLPL meraup dana segar sekitar Rp 362,12 miliar. "Hasil transaksi akan kembali kami investasikan ke MPPA," ujar Agus Arismunandar, Direktur Business Development and Investor Relation MLPL kepada KONTAN belum lama ini.


Investasi dilakukan dengan cara MLPL yang memposisikan diri sebagai pembeli siaga rights issue MPPA. Kabarnya, MPPA mengincar dana segar Rp 500 miliar hingga Rp 800 miliar melalui aksi korporasi yang rencananya dieksekusi paling lambat Agustus mendatang.

Baca Juga: Terjadi crossing saham Matahari Putra Prima (MPPA) Rp 204 miliar pada Kamis (6/5)

Selain memperoleh dana segar, untuk anak usahanya, langkah MLPL untuk menjadi standby buyer juga meminimalisir risiko dilusi. Apalagi, kepemilikan MLPL setelah divestasi 11,9% saham MPPA sudah berkurang menjadi 38,33% dari sebelumnya 50,23%.

Posisi MLPL sebagai liquidity pool untuk entitas usahanya tidak berhenti sampai di situ. Pada 4 Mei 2021, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) membagikan dividen Rp 215,6 miliar.

MLPL bakal menerima Rp 187,47 miliar karena posisinya sebagai pemegang 86,95% saham MLPT. Dividen yang diperoleh bakal diinvestasikan kembaliĀ  ke industri digital dan teknologi.

MLPL juga masih meraup dana segarĀ  masih mengantongi duit segar sekitar Rp 190,51 miliar. Dana ini diperoleh dari divestasi 700,42 saham PT PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MFMI).

Perusahaan asal Hong Kong, Iron Mountain Hong Kong Limited, menjadi pihak pembeli. Transaksinya dilakukan pada 4 Mei 2021.

"MLPL sedang melakukan streamline bisnis dan akan berfokus ke pengembangan bisnis anak perusahaan ke arah digital dan teknologi", terang Agus.

Restrukturisasi bisnis belum selesai. Kali ini, giliran salah satu ujung tombak Grup Lippo di bisnis ritel, yakni PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang melakukan restrukturisasi. Auric Digital Pte.Ltd. pada 5 Mei mengumumkan bakal membeli 139,82 juta atau setara 10% kepemilikan Greater Universal Limited di LPPF. Auric juga bakal membeli 125,97 juta saham 125,97 juta saham LPPF dari OUE Investments Pte. Ltd.

Setelah transaksi dilakukan, Auric bakal melakukan penawaran tender sukarela atawa volunteered tender offer atas 40% saham LPPF. Tender offer dilakukan di harga Rp 1.530 per saham.

Auric secara tak langsung dikenadilkan oleh Keluarga Riyadi. Kembalinya Grup Lippo untuk mengendalikan LPPF secara langsung serta dengan serangkaian aksi korporasi di level grup menandakan Grup Lippo serius mengembangkan omnichannel untuk bisnis ritelnya.

Serangkaian aksi korporasi tersebut menunjukkan, Grup Lippo tengah menyiapkan infrastruktur untuk menunjang digitalisasi bisnis grup di segmen ritel melalui Grup Multipolar. Kemudian, LPPF dan MPPA menjadi eksekutor Grup Lippo dalam penjualan melalui omnichanel yang tengah dikembangkan. Grup Lippo semakin serius memaksimalkan omnichannel di segmen ini demi membangkitkan kembali bisnis ritel grup dengan wajah yang baru.

Selanjutnya: Lepas Multifiling (MFMI), Multipolar (MLPL) fokus pada bisnis teknologi digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat