JAKARTA. Para analis menilai, rencana PT Ciputra Development Tbk (CTRA) melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) Juni nanti sebagai langkah yang baik. Rencana ini akan membuat perdagangan saham CTRA semakin lincah di pasar.Analis Bhakti Securities Reza Nugraha menilai, rencana stock split akan membuat harga saham CTRA semakin terjangkau. Sebab, dia menilai harga rata-rata saham properti masih di bawah Rp 500 per saham. Harga CTRA sendiri sudah berada di level Rp 700 per saham pada akhir penutupan pasar kemarin (24/5).Begitu juga perkiraan analis Bahana Securities Natalia Susanto. Dia menilai, pemecahan saham ini akan membuat frekuensi perdagangan saham CTRA semakin tinggi karena jumlahnya semakin banyak. "Sekarang ini saham properti yang likuid mungkin hanya PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) saja," ujarnya.Catatan saja, kini, total jumlah saham CTRA yang dikuasai investor ritel mencapai 61,31% atau sekitar 4,65 miliar saham. Sisanya dipegang oleh PT Pelopor sebanyak 30,63% dan Credit Suisse Singapore sebanyak 8,06%.Kinerja bakal menanjakSesuai keputusan RUPSLB 18 Mei 2010 lalu, CTRA akan menggelar proses stock split mulai 14 Juni hingga 18 Juni 2010. Rasio pemecahan saham itu adalah 1:2. Artinya nilai nominal saham baru itu akan turun dari Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham.Selain pengaruh positif stock split, Analis meramal, prospek bisnis CTRA bakal cerah. Analis CIMB Securities Lydia Toisuta memperkirakan,pendapatan CTRA akan naik menjadi Rp 1,88 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 312 miliar pada tahun ini. Sekedar perbandingan, tahun lalu, CTRA meraup pendapatan Rp 1,33 triliun dan laba bersih Rp 136,33 miliar.Pendapatan CTRA pada kuartal pertama tahun ini saja sudah melonjak menjadi tiga lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni dari sebesar Rp 306,02 miliar menjadi Rp 918,06 miliar.Properti perumahan menjadi penopang utama kinerja tahun ini. "Hampir 60% pendapatan mereka diperoleh dari penjualan perumahan," katanya.Pendapatan CTRA bakal semakin bertambah bila pembangunan rumah sakit di Tangerang, Banten, selesai. Pembangunan rumah sakit itu akan selesai semester II-2011.Melihat prospek bisnis yang cerah, Lydia dan Natalia kompak merekomendasikan beli saham CTRA dengan target harga Rp 1.000 per saham. Reza juga masih merekomendasikan beli. Namun, ia mematok target harga yang lebih rendah, yakni sebesar Rp 890 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Membaca Nasib CTRA Setelah Pecah Saham
JAKARTA. Para analis menilai, rencana PT Ciputra Development Tbk (CTRA) melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) Juni nanti sebagai langkah yang baik. Rencana ini akan membuat perdagangan saham CTRA semakin lincah di pasar.Analis Bhakti Securities Reza Nugraha menilai, rencana stock split akan membuat harga saham CTRA semakin terjangkau. Sebab, dia menilai harga rata-rata saham properti masih di bawah Rp 500 per saham. Harga CTRA sendiri sudah berada di level Rp 700 per saham pada akhir penutupan pasar kemarin (24/5).Begitu juga perkiraan analis Bahana Securities Natalia Susanto. Dia menilai, pemecahan saham ini akan membuat frekuensi perdagangan saham CTRA semakin tinggi karena jumlahnya semakin banyak. "Sekarang ini saham properti yang likuid mungkin hanya PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) saja," ujarnya.Catatan saja, kini, total jumlah saham CTRA yang dikuasai investor ritel mencapai 61,31% atau sekitar 4,65 miliar saham. Sisanya dipegang oleh PT Pelopor sebanyak 30,63% dan Credit Suisse Singapore sebanyak 8,06%.Kinerja bakal menanjakSesuai keputusan RUPSLB 18 Mei 2010 lalu, CTRA akan menggelar proses stock split mulai 14 Juni hingga 18 Juni 2010. Rasio pemecahan saham itu adalah 1:2. Artinya nilai nominal saham baru itu akan turun dari Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham.Selain pengaruh positif stock split, Analis meramal, prospek bisnis CTRA bakal cerah. Analis CIMB Securities Lydia Toisuta memperkirakan,pendapatan CTRA akan naik menjadi Rp 1,88 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 312 miliar pada tahun ini. Sekedar perbandingan, tahun lalu, CTRA meraup pendapatan Rp 1,33 triliun dan laba bersih Rp 136,33 miliar.Pendapatan CTRA pada kuartal pertama tahun ini saja sudah melonjak menjadi tiga lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni dari sebesar Rp 306,02 miliar menjadi Rp 918,06 miliar.Properti perumahan menjadi penopang utama kinerja tahun ini. "Hampir 60% pendapatan mereka diperoleh dari penjualan perumahan," katanya.Pendapatan CTRA bakal semakin bertambah bila pembangunan rumah sakit di Tangerang, Banten, selesai. Pembangunan rumah sakit itu akan selesai semester II-2011.Melihat prospek bisnis yang cerah, Lydia dan Natalia kompak merekomendasikan beli saham CTRA dengan target harga Rp 1.000 per saham. Reza juga masih merekomendasikan beli. Namun, ia mematok target harga yang lebih rendah, yakni sebesar Rp 890 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News