KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kejatuhan kota Mariupol usai pertempuran sengit pabrik baja Azovstal bukan merupakan sebagian kekalahan Ukraina, justru sebaliknya merupakan pesan perang berdurasi panjang yang melelahkan bagi Rusia. Menurut Pengamat Komunikasi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid, Algooth Putranto, strategi mundur untuk menang bukan pertama kali terjadi bahkan menjadi upaya Indonesia untuk menaklukan keunggulan penjajah Belanda yang membonceng Sekutu. “Pertempuran sengit pabrik baja Azovstal di Mauripol jauh lebih sengit dari perebutan Gedung Sate di Bandung yang terjadi 3 Desember 1945. Pihak pejuang Merah Putih yang terdiri dari 40 pegawai Pekerjaan Umum kalah total, tapi peristiwa ini berujung pada peristiwa Bandung Lautan Api,” ujarnya, Kamis (26/5).
Membaca Strategi Ukraina Mundur dari Mariupol untuk Menang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kejatuhan kota Mariupol usai pertempuran sengit pabrik baja Azovstal bukan merupakan sebagian kekalahan Ukraina, justru sebaliknya merupakan pesan perang berdurasi panjang yang melelahkan bagi Rusia. Menurut Pengamat Komunikasi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid, Algooth Putranto, strategi mundur untuk menang bukan pertama kali terjadi bahkan menjadi upaya Indonesia untuk menaklukan keunggulan penjajah Belanda yang membonceng Sekutu. “Pertempuran sengit pabrik baja Azovstal di Mauripol jauh lebih sengit dari perebutan Gedung Sate di Bandung yang terjadi 3 Desember 1945. Pihak pejuang Merah Putih yang terdiri dari 40 pegawai Pekerjaan Umum kalah total, tapi peristiwa ini berujung pada peristiwa Bandung Lautan Api,” ujarnya, Kamis (26/5).