Membaiknya kredit investasi jadi katalis positif untuk pertumbuhan ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pertumbuhan kredit perbankan masih mencapai double-digit hingga April lalu. Selain tumbuh cukup tinggi, pertumbuhan kredit juga didorong oleh penyaluran kredit investasi yang membaik.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Kamis (23/5), menyebut pertumbuhan kredit hingga akhir April sebesar 11,05% secara tahunan (yoy).

Pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh penyaluran kredit investasi yang tumbuh cukup tinggi.


"Tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kredit yang tumbuh paling besar yaitu kredit investasi tumbuh 14,34% yoy," kata Wimboh dalam konferensi pers Kamis (23/5).

Sementara, kredit modal kerja 10,48% yoy dan kredit konsumsi tumbuh 9,06% yoy.

Wimboh merinci, penyaluran kredit hingga April didorong oleh sektor pertambangan yang tumbuh 37,6%. Juga sektor konstruksi yang tumbuh 27,55% yoy.

"Penyaluran kredit konstruksi seiring dengan banyaknya pembangunan perumahan dan industri di kawasan yang telah dibangun lebih memadai infrastrukturnya," kata Wimboh.

Adapun, kredit sektor pertanian dan pengolahan tumbuh normal masing-masing 10,65% dan 8,7% yoy.

Tren pertumbuhan kredit investasi yang meningkat ini, kata Wimboh, sejalan dengan arah pemerintah mendorong penyaluran kredit untuk sektor yang produktif.

Dengan penyaluran kredit investasi yang makin tinggi, produktivitas diharapkan lebih terdorong.

"Dengan demikian ini nantinya berdampak ke terserapnya lebih banyak tenaga kerja sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih tinggi ke depan," tandasnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan, capaian pertumbuhan kredit investasi yang cukup tinggi pada awal tahun ini menjadi angin segar. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan investor di Indonesia masih besar.

"Kredit modal kerja juga tumbuh, semuanya double digit. Berarti confidence terhadap ekonomi Indonesia cukup tinggi kalau pemerintah terus melakukan perbaikan iklim investasi," ujarnya pada kesempatan yang sama.

Pemerintah, lanjutnya, menggunakan instrumen fiskal untuk memberikan insentif, serta berbagai kebijakan lain yang bertujuan memperbaiki iklim investasi dari sisi peraturan dan simplifikasi atau penyederhanaan prosedur.

"Dan kita juga akan selalu terus melakukan targetting, artinya investor-investor kita undang, kita ajak, maka kita mungkin akan tetap bisa menjaga momentum investasi di dalam negeri," tutur Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi