KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu keluhan masyarakat adalah lambatnya kecepatan internet. Data Ookla menyebutkan, kecepatan internet di Indonesia di peringkat juru kunci. Rata-rata kecepatan internet kabel di Indonesia adalah 15,5 mbps, sementara rata-rata kecepatan internet kabel dunia sebesar 54,3 mbps. Sementara kecepatan internet seluler Indonesia tercatat sekitar 10,5 Mbps dan rata-rata kecepatan internet selular dunia ada di angka 25,1 mbps. Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Agung Harsoyo mengatakan, dalam menghitung kecepatan internet seharusnya memasukkan beberapa variabel seperti menghitung kecepatan internet melalui jaringan internet fixed line atau mobile. Selain itu metode perhitungan juga seharusnya menggunakan pembagi dari jumlah pengguna internet yang ada di suatu negara, sebaran penduduk dan letak geografis. Menurut Agung, Indonesia itu unik dan khas. Sehingga dalam menghitung kecepatan internet suatu negara seharusnya disesuaikan dengan karakteristik negara tersebut. Seharusnya variabel perhitungan kecepatan internet di Indonesia juga memasukkan komponen geografis yang unik dengan wilayah kepulauan, sebaran pengguna dan jumlah penduduk yang cukup banyak. "Tujuannya agar hasil yang didapatkan akan lebih fair dan mendekati kenyataan. Operator di Indonesia membangun hingga daerah terpencil yang sulit akses dan infrastrukturnya. Beda dari negara lain,” terang Agung, dalam pernyataan tertulis, Rabu (6/2).
Membandingkan kecepatan internet harus apple to apple
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu keluhan masyarakat adalah lambatnya kecepatan internet. Data Ookla menyebutkan, kecepatan internet di Indonesia di peringkat juru kunci. Rata-rata kecepatan internet kabel di Indonesia adalah 15,5 mbps, sementara rata-rata kecepatan internet kabel dunia sebesar 54,3 mbps. Sementara kecepatan internet seluler Indonesia tercatat sekitar 10,5 Mbps dan rata-rata kecepatan internet selular dunia ada di angka 25,1 mbps. Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Agung Harsoyo mengatakan, dalam menghitung kecepatan internet seharusnya memasukkan beberapa variabel seperti menghitung kecepatan internet melalui jaringan internet fixed line atau mobile. Selain itu metode perhitungan juga seharusnya menggunakan pembagi dari jumlah pengguna internet yang ada di suatu negara, sebaran penduduk dan letak geografis. Menurut Agung, Indonesia itu unik dan khas. Sehingga dalam menghitung kecepatan internet suatu negara seharusnya disesuaikan dengan karakteristik negara tersebut. Seharusnya variabel perhitungan kecepatan internet di Indonesia juga memasukkan komponen geografis yang unik dengan wilayah kepulauan, sebaran pengguna dan jumlah penduduk yang cukup banyak. "Tujuannya agar hasil yang didapatkan akan lebih fair dan mendekati kenyataan. Operator di Indonesia membangun hingga daerah terpencil yang sulit akses dan infrastrukturnya. Beda dari negara lain,” terang Agung, dalam pernyataan tertulis, Rabu (6/2).