KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kompas Gramedia Radio Network (KGRN) bersama Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo) menggelar diskusi publik bertajuk “Membangun Indonesia Tangguh: Penerapan Paradigma Sadar Risiko dalam Pembangunan Berkelanjutan” di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, pada Jumat (7/2). Kolaborasi ini mencerminkan sinergi antara media dan organisasi masyarakat dalam mempromosikan edukasi, advokasi, dan pengembangan kebijakan pembangunan yang berbasis sadar risiko. Ketua Masindo, Dimas Syailendra mengatakan bahwa dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, pendekatan sadar risiko menjadi semakin relevan dalam membangun Indonesia yang berkelanjutan. Pendekatan ini mengedepankan identifikasi, mitigasi, dan adaptasi terhadap berbagai risiko. Mulai dari bencana alam, peningkatan risiko kesehatan masyarakat, krisis ekonomi, hingga perubahan iklim. “Kita harus sadar bahwa isu mengenai risiko ini harus masuk dalam cara pandang kita melihat ke depan. Dan untuk mengatasinya, tidak ada pilihan lain kecuali kita berkolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan, seperti pemerintah, industri, masyarakat, NGO, media dan akademisi. Kita mencari solusi, bahu membahu untuk mengatasi risiko-risiko yang tampak maupun yang tidak tampak ke depan,” ucap Dimas.
Membangun Indonesia yang Berkelanjutan dengan Paradigma Sadar Risiko
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kompas Gramedia Radio Network (KGRN) bersama Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo) menggelar diskusi publik bertajuk “Membangun Indonesia Tangguh: Penerapan Paradigma Sadar Risiko dalam Pembangunan Berkelanjutan” di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, pada Jumat (7/2). Kolaborasi ini mencerminkan sinergi antara media dan organisasi masyarakat dalam mempromosikan edukasi, advokasi, dan pengembangan kebijakan pembangunan yang berbasis sadar risiko. Ketua Masindo, Dimas Syailendra mengatakan bahwa dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, pendekatan sadar risiko menjadi semakin relevan dalam membangun Indonesia yang berkelanjutan. Pendekatan ini mengedepankan identifikasi, mitigasi, dan adaptasi terhadap berbagai risiko. Mulai dari bencana alam, peningkatan risiko kesehatan masyarakat, krisis ekonomi, hingga perubahan iklim. “Kita harus sadar bahwa isu mengenai risiko ini harus masuk dalam cara pandang kita melihat ke depan. Dan untuk mengatasinya, tidak ada pilihan lain kecuali kita berkolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan, seperti pemerintah, industri, masyarakat, NGO, media dan akademisi. Kita mencari solusi, bahu membahu untuk mengatasi risiko-risiko yang tampak maupun yang tidak tampak ke depan,” ucap Dimas.