JAKARTA. Beragam proyek infrastruktur yang bergulir tahun ini berdampak positif ke industri kabel. Salah satu proyek ditunggu-tunggu industri kabel tersebut adalah proyek pembangkit listrik dan infrastruktur jaringan kelistrikan. Noval Jamalullail, Ketua Umum Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (Apkabel) memperkirakan, kenaikan permintaan kabel untuk kelistrikan mulai terjadi di semester dua tahun 2016. Adapun pada semester pertama 2016 lalu, permintaan kabel cenderung turun sekitar 10%. "Semester I-2016 banyak kontrak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang belum tanda tangan. Kontraknya baru ditandatangani baru minggu lalu, sehingga permintaan baru melonjak di semester kedua," kata Noval kepada KONTAN, Rabu (24/8).
Karena PLN sudah mulai teken kontrak, Noval optimistis permintaan kabel sampai akhir tahun ini lebih baik ketimbang permintaan kabel tahun lalu. "Kontrak baru sampai akhir tahun akan berlari kencang, kalau bicara per tahun masih lebih besar tahun ini," terang Noval. Dari sisi nilai, industri kabel tahun ini di prediksi bakal memiliki omzet sekitar Rp 15 triliun atau naik 10% dari tahun lalu. Sementara di sisi produksi, kapasitas produksi kabel terbesar adalah kabel tembaga dengan kapasitas 380.000 ton per tahun. Setelah itu, produksi kabel aluminium berkapasitas produksi 170.000 ton per tahun. "Tahun lalu penyerapannya 80%, tahun ini targetnya bisa sampai 90%. Meski semester satu banyak proyek yang tertunda, tetapi di semester kedua akan terjadi percepatan penyerapan," jelas Noval. Berbeda dengan pendapat dari Noval, emiten kabel PT Jembo Cable Tbk justru tidak mencatat penurunan penjualan pada semester pertama 2016. Jembo Cable justru sukses mencatat kenaikan penjualan di periode pertama tahun 2016 sebesar 30% menjadi Rp 1,02 triliun. Karena itu manajemen Jembo Cable memprediksi akan terjadi kenaikan lagi pada semester II-2016. Antonius Benady, Sekretaris Perusahaan dan Direktur PT Jembo Cable Company Tbk bilang, pemenuhan pesanan kabel tahun lalu banyak yang baru direalisasikan semester II-2016 ini. Pangsa pasar terbesar pesanan kabel listrik Jembo Cable datang dari PLN. Yang terbaru, Jembo mengklaim telah memperoleh kontrak baru dari PLN dengan nilai cukup besar. "Dalam kontrak baru kami dengan PLN bulan Agustus 2016, kami mendapatkan proyek Rp 550 miliar,” kata Antonius. Kontrak pengadaan kabel untuk PLN tersebut untuk melayani kebutuhan kabel PLN di seluruh Indonesia. Antonius mengatakan, Jembo Cable menargetkan penjualan senilai Rp 2,1 triliun tahun ini. "Untuk realisasi penjualan kami sampai dengan Juni 2016 sudah mencapai setengahnya," kata Antonius. Soal target penjualan tahun ini, Antonius memilih target konservatif dengan target penjualan sama dengan tahun lalu yang tercatat senilai Rp 1,66 triliun. Penjualan Jembo Cable tahun 2015 tersebut naik 11% ketimbang tahun sebelumnya.
Kabel optik juga naik Selain kenaikan penjualan kabel untuk kelistrikan. Emiten berkode saham JECC di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut juga mengantongi kenaikan permintaan kabel untuk proyek telekomunikasi. Pada semester pertama tahun 2016 lalu, JECC berasal mengantongi permintaan kabel dari proyek fiber optik di Sumatera dan Kalimantan. Adapun pemesan kabel optik Jembo Cable terbanyak berasal dari PT Telkom Indonesia Tbk yang belakangan gencar memperpanjang kabel optik untuk meningkatkan penetrasi Indihome broad band. Kenaikan permintaan kabel optik diproyeksikan akan terus berlanjut seiring dengan bergulirnya proyek Palapa Ring Jilid II. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini