Dari daur ulang sampah, Denok Marty Astuti sukses jadi pengusaha kerajinan tangan seperti keranjang, kap lampu, vas bunga dan sangkar burung. Eloknya, Denok memberdayakan para narapidana di rutan Solo, untuk jadi tenaga produksi. Dalam sebulan, omzetnya bisa puluhan juta rupiah. Bagi sebagian orang, sampah dinilai sebagai barang tak berguna yang identik dengan kotor, kuman, bakteri, dan bau. Namun, tidak semua orang beranggapan sama. Di mata Denok Marty Astuti, sampah memiliki nilai ekonomis. Dari limbah sampah, Denok sukses memberdayakan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya untuk memproduksi berbagai produk kerajinan tangan, seperti tas, topi, tempat pakaian kotor, dan hiasan.
Memberdayakan narapidana mengelola limbah sampah
Dari daur ulang sampah, Denok Marty Astuti sukses jadi pengusaha kerajinan tangan seperti keranjang, kap lampu, vas bunga dan sangkar burung. Eloknya, Denok memberdayakan para narapidana di rutan Solo, untuk jadi tenaga produksi. Dalam sebulan, omzetnya bisa puluhan juta rupiah. Bagi sebagian orang, sampah dinilai sebagai barang tak berguna yang identik dengan kotor, kuman, bakteri, dan bau. Namun, tidak semua orang beranggapan sama. Di mata Denok Marty Astuti, sampah memiliki nilai ekonomis. Dari limbah sampah, Denok sukses memberdayakan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya untuk memproduksi berbagai produk kerajinan tangan, seperti tas, topi, tempat pakaian kotor, dan hiasan.