Prihatin melihat kain tapis khas Lampung mulai ditinggalkan oleh generasi muda, Nurlaili pun terdorong untuk melestarikan kerajinan kain khas provinsi Sang Bumi Ruwa Jurai ini. Nurlaili sudah merintis usaha ini sejak tahun 1986. Saat itu, ia menggantung kain tapis yang dipakainya saat wisuda di toko pakaian miliknya. Ternyata, ada pembeli yang tertarik dengan kain tapis itu. Sejak itu, terlintas di benaknya untuk berjualan kain tapis. "Sekaligus saya ingin melestarikan kain khas Lampung ini," katanya. Saat itu, belum banyak pedagang yang menjajakan kain tapis. Nurlaili pun mulai mencari cara untuk mengumpulkan pengrajin. Antara lain, dengan mengunjungi ibu-ibu rumah tangga dari satu kampung ke kampung lain. Ia sengaja memilih ibu rumah tangga yang memiliki keterampilan menyulam kain tapis.
Memberdayakan remaja putus sekolah lewat tapis
Prihatin melihat kain tapis khas Lampung mulai ditinggalkan oleh generasi muda, Nurlaili pun terdorong untuk melestarikan kerajinan kain khas provinsi Sang Bumi Ruwa Jurai ini. Nurlaili sudah merintis usaha ini sejak tahun 1986. Saat itu, ia menggantung kain tapis yang dipakainya saat wisuda di toko pakaian miliknya. Ternyata, ada pembeli yang tertarik dengan kain tapis itu. Sejak itu, terlintas di benaknya untuk berjualan kain tapis. "Sekaligus saya ingin melestarikan kain khas Lampung ini," katanya. Saat itu, belum banyak pedagang yang menjajakan kain tapis. Nurlaili pun mulai mencari cara untuk mengumpulkan pengrajin. Antara lain, dengan mengunjungi ibu-ibu rumah tangga dari satu kampung ke kampung lain. Ia sengaja memilih ibu rumah tangga yang memiliki keterampilan menyulam kain tapis.