Membesar saat pandemi, jaringan hot pot Haidilao kini mengerem ekspansi



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Jaringan hot pot terbesar di China, Haidilao, tengah memperlambat peluncuran restoran baru dan meningkatkan diversifikasi tarif. Langkah meredam ekspansi cepatnya selama pandemi tersebut untuk mengatasi penurunan belanja konsumen.

Asal tahu saja, Haidilao sudah menjadi sangat populer dalam beberapa tahun terakhir dengan antrian berjam-jam dan berada di garis depan dalam industri restoran China pasca-pandemi. Salah satu jaringannya pun ada di Indonesia.

Hanya saja, telah terjadi penurunan jika melihat tingkat pergantian meja dan keuntungan karena konsumen makan lebih sedikit. Toko-toko baru mencopot bisnis di lokasi yang lebih lama.

Baca Juga: Inilah pesaing terkuat Jack Ma untuk jadi orang terkaya di China

"Kami akan membuka toko berdasarkan permintaan pasar, dan dibandingkan dengan sebelumnya, akan memperlambat kecepatan pembukaan kami dengan tepat," kata Haidilao seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/10).

Adapun, industri katering China menyusut 4,5% pada Agustus, sebelum pulih untuk pertumbuhan 3,1% bulan lalu. Analis mengatakan bisnis makanan kemungkinan akan tetap bergejolak untuk beberapa waktu di tengah pemulihan ekonomi negara yang lebih luas.

Haidilao awalnya tidak terpengaruh oleh pandemi. Ekspansi pada awal 2020 yang telah menggandakan gerainya menjadi hampir 1.600 saat ini. Perusahaan ini mengambil lokasi yang ditinggalkan oleh pemain yang lebih lemah.

Baca Juga: Pemilik resto Haidilao, Zhang Yong, masih jadi orang terkaya di Singapura

Namun, ekspansi itu mendorong tingkat perputaran meja Haidilao turun menjadi 3,0 pada paruh pertama tahun ini, dari 4,8 pada 2019.

Tak hanya Haidilao, Xiabu Xiabu, jaringan hot pot China lainnya juga mengatakan pihaknya berencana untuk menutup 200 dari 1.010 tokonya setelah kehilangan 50 juta yuan atau setara US$ 7,76 juta pada paruh pertama tahun 2021.

"Perusahaan perlu menciptakan permintaan ke depan, yang lebih menantang daripada memenuhi permintaan," tulis analis China Renaissance dalam catatan Agustus.

Baca Juga: Selain Efek Evergrande, Properti China Terancam Pajak Baru

Untuk menghadapi hal tersebut, Haidilao telah membuka lebih dari 10 gerai yang mengkhususkan diri dalam makanan cepat saji seperti mie dan pangsit. Ekspansi ini lebih luas daripada hot pot, hidangan khas provinsi barat daya Sichuan di mana perusahaan itu didirikan 27 tahun lalu.

Dalam upaya diversifikasi lainnya, Haidilao juga membuka bar di tiga restoran Beijing. Restoran ini juga mempromosikan layanan pengirimannya, unit yang pendapatan awalnya meningkat selama pandemi.

Namun, pendapatan pengiriman turun menjadi 345,7 yuan, atau 1,7% dari total pendapatan, pada paruh pertama tahun 2021. Pada semester pertama tahun lalu, pendapatan pengiriman Haidilao mencapai dari 409,6 juta yuan atau 4,2% dari total pendapatan. 

Zhu Danpeng, analis industri makanan independen, mengatakan strategi multi-merek Haidilao adalah langkah yang tepat tetapi perusahaan tidak memiliki banyak ruang untuk pertumbuhan.

Baca Juga: Rombongan kapal perang China dan Rusia besama-sama melalui Selat Jepang

Editor: Wahyu T.Rahmawati