Membesarkan Grup Alghanim dengan gaya barat



KUWAIT. Kawasan Timur Tengah identik dengan bisnis minyak mentah. Namun berbeda dengan Bassam Alghanim. Pengusaha berkewarganegaraan Kuwait ini menjalankan bisnis dari berbagai sektor, tak hanya berurusan dengan minyak mentah. Dia adalah salah satu pengelola kerajaan bisnis Alghanim Industries yang diwariskan oleh ayahnya, Yusuf Ahmed Alghanim.

Alghanim Industries merupakan salah satu perusahaan swasta terbesar di kawasan Teluk, terutama di Kuwait. Beroperasi di 40 negara, Alghanim Industries adalah sebuah konglomerasi bisnis yang menangani lebih dari 30 sektor usaha. Misalnya, pabrikan  yang fokus mengusung produk isolasi dan solusi baja. Alghanim juga menjalani bisnis rekayasa komersial dan residensial seperti rumah otomatisasi, AC dan lift, pengelolaan gedung dan solusi elektro-mekanis.

Bukan hanya itu, perusahaan yang berbasis di Kuwait ini juga bergerak di sektor penjualan dan jasa otomotif, ritel elektronik, perabot rumah tangga, furnitur anak-anak, perlengkapan kamar mandi dan aksesorinya. Kemudian menjalani bisnis jasa pengiriman dan transportasi, kredit konsumen, asuransi hingga iklan dan media, pengembangan bakat hingga perjalanan dan wisata.


Untuk memperkuat dan mengembangkan bisnisnya, Alghanim menggandeng sedikitnya 300 lembaga dan merek global. Kini, Alghanim menjadi agen resmi untuk merek seperti BEKO, Acer, Yamaha, Samsonite, Samsung, Siemens, Nokia, Motorola, Kenwood, Fujitsu, IBM, Dell, Casio, Cannon, Daewoo, Electrolux, Compaq, Minolta, Philips, Toshiba, Whirlpool dan Xerox.

Alghanim Industries memiliki sejarah cukup panjang di Kuwait. Keluarga Alghanim adalah penduduk asli Kuwait. Sejak awal, mereka memang menekuni perdagangan komersial di negara tersebut.

Cikal bakal Alghanim Industries berawal pada tahun 1932. Yusuf Ahmed Alghanim, ayah Bassam, kembali ke Kuwait dari studinya di luar negeri. Sesampainya di kampung halaman, Yusuf mengambil alih bisnis orangtuanya. Kelak, bisnis yang digelutinya ini menjadi sebuah perusahaan yang sukses dan menguasai jalur perdagangan dan jasa di kawasan Teluk, terutama Kuwait.

Pada akhir tahun 1930-an, Yusuf sudah berhasil mengangkat reputasi bisnis Alghanim Industries di kawasan Timur Tengah dan telah memiliki lebih dari 4.000 karyawan. Salah satu langkah kunci dalam ekspansi ini adalah keberhasilan Yusuf dalam membangun hubungan bisnis dengan General Motors (GM).

Alghanim sukses memperkenalkan kendaraan buatan Amerika Serikat di Kuwait. Kelak, Alghanim merupakan salah satu agen GM terbesar di dunia. Di periode awal, kelompok usaha ini bernama Yusuf Ahmed Alghanim & Sons.

Awal 1970-an, Kutayba Alghanim, salah satu anak Yusuf atau kakak Bassam, memimpin perusahaan dengan menjalankan manajemen gaya barat dan desentralisasi proses pengambilan keputusan. Mereka memposisikan Alghanim sebagai perusahaan multinasional yang terdiversifikasi, beroperasi di tingkat lokal hingga luar negeri.

Pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, perusahaan induk dikenal sebagai Alghanim Industries dengan beberapa unit bisnis dan merek yang beroperasi di bawah payung bisnis itu. Beberapa merek terkemuka adalah Hitachi, British Airways, Philips, Kirby Building Systems dan Frigidaire.

Lantas, di mana posisi Bassam Alghanim? Pria berusia 62 tahun ini ikut menjalankan perusahaan sepanjang tahun 1970-an, 1980-an, dan 1990-an. Forbes mencatat Bassam di urutan ke-4 orang paling tajir di Kuwait dengan nilai kekayaan US$ 1,2 miliar. (Bersambung)

Editor: Sandy Baskoro