JAKARTA. Menjelang pemilihan presiden 9 Juli, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak konsolidasi. Pada pertengahan Mei lalu, indeks saham sempat mencetak rekor tertinggi di level 5.031,57. Belakangan, laju IHSG kembali tersendat dan bergerak di level 4.905. Di saat seperti ini, bukan berarti investor tak bisa mencecap laba dari pasar saham. Para pelaku pasar justru bisa mengoleksi saham yang harganya sudah terdiskon, tapi dengan tetap mempertimbangkan fundamental emiten. Jika ingin mengail laba maksimal, investor sebaiknya melirik saham lapis kedua alias second liner. Kepala Riset Sucorinvest Central Gani, Isfhan Helmy menilai, saham lapis kedua secara umum memiliki volatilitas lebih tinggi ketimbang lapisan pertama.
Membidik saham lapis kedua menjelang pilpres
JAKARTA. Menjelang pemilihan presiden 9 Juli, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak konsolidasi. Pada pertengahan Mei lalu, indeks saham sempat mencetak rekor tertinggi di level 5.031,57. Belakangan, laju IHSG kembali tersendat dan bergerak di level 4.905. Di saat seperti ini, bukan berarti investor tak bisa mencecap laba dari pasar saham. Para pelaku pasar justru bisa mengoleksi saham yang harganya sudah terdiskon, tapi dengan tetap mempertimbangkan fundamental emiten. Jika ingin mengail laba maksimal, investor sebaiknya melirik saham lapis kedua alias second liner. Kepala Riset Sucorinvest Central Gani, Isfhan Helmy menilai, saham lapis kedua secara umum memiliki volatilitas lebih tinggi ketimbang lapisan pertama.