KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai hari ini, Jakarta memasuki fase berikut dari penerapan kenormalan baru atau
new normal. Hari ini, pusat perbelanjaan di Jakarta mulai dibuka. Pembukaan kembali pusat perbelanjaan ini berjalan di tengah kekhawatiran pelaku pasar global terhadap potensi terjadinya gelombang kedua virus korona. Pasar saham juga masih cenderung tertekan. Per pukul 14.30 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan ada di [psoso 4.824,16, turun 1,14% dari penutupan hari sebelumnya.
Tapi kami melihat masih ada sejumlah saham yang bisa memberikan keuntungan. Berkat pembukaan mal PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) akan dintungkan oleh beroperasinya kembali pusat perbelanjaan. Kami percaya target pasar menengah atas MAPI akan memungkinkan emiten ini pulih lebih cepat. Lini bisnis yang cukup lengkap mulai dari lifestyle hingga F&B akan menjadi kelebihan perusahaan ini. Secara teknikal, saham MAPI telah menguat sejak 6 April 2020 dan mencapai puncaknya pada 9 Juni kemarin di harga 845. Saham MAPI berada dalam tren naik dan mengalami koreksi wajar setelah 9 Juni 2020. Selanjutnya, muncul
doji candle yang menandakan adanya pola
reversal serta menguat dari area
support MA 20 dan 100 di harga 740 pada 12 Juni kemarin.
Sumber: tradingview.com Di sesi pertama hari ini, saham MAPI berhasil menguat 3,33% di angka 775. Kami mereferensikan beli dengan maksimal harga 790, sebanyak maksimal 5% dari modal
swing trading Anda. Jual jika harga turun dari 700 untuk pembatasan risiko dengan perkiraan
profit taking harga 900 dekat dengan MA 200. Modernisasi Jaringan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) merupakan emiten lain yang berpotensi memberi keuntungan. Pemerintah memang sudah mulai membuka pusat perbelanjaan, namun aktivitas di rumah saja masih banyak dilakukan mengingat gelombang ke-2 pandemi masih harus diwaspadai. Optimalisasi kualitas jaringan dan layanan Grup Telkom melalui fiberisasi tentu akan mendukung peningkatan penggunaan data bagi pelanggan yang akan berdampak porsitif pada peruahaan. Secara teknikal saham TLKM telah menguji area
support kuat di harga 3.000 pada 12 Juni 2020 dan muncul
reversal candle. Kami memanfaatkan peluang tersebut untuk
buy on weakness.
Sumber: tradingview.com Di sesi pertama hari ini saham TLKM berhasil menguat 3,96% di angka 3.150. Kami mereferensikan beli dengan harga maksimal 3.100, sebanyak maksimal 5% dari modal
swing trading Anda. Jual jika harga turun dari 2930 untuk pembatasan risiko dengan perkiraan
profit taking harga 3.370-3.400 dekat dengan MA 100. Ekspor APD Pandemi korona membuka peluang bisnis bagi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). Emiten ini menyatakan sedang menyiapkan produksi alat perlindungan diri (APD) untuk keperluan ekspor ke beberapa negara di Amerika dan Eropa. Terbukanya gerbang eksportasi untuk produk APD ke berbagai negara membawa angin segar bagi emiten ini. Secara teknikal saham SRIL telah berhasil
breakout dari masa
sideways pada 5 Juni 2020 disertai volume yang mendukung dan mencapai level puncaknya pada 9 Juni kemarin di harga 214. Saham SRIL berada dalam tren naik dan mengalami koreksi wajar setelah 9 Juni 2020. Selanjutnya, muncul
reversal candle yang menguat dari area
support MA 100 di harga 182 hari ini. Kami memanfaatkan pluang tersebut untuk
buy on weakness.
Sumber: tradingview.com Di sesi pertama hari ini saham SRIL berhasil menguat 2,70% di angka 190. Kami merefrensikan beli dengan harga maksimal 190, sebanyak maksimal 5% dari modal
swing trading Anda. Jual jika harga turun dari 178 untuk pembatasan risiko dengan perkiraan
profit taking harga 230 -236 dekat dengan MA 200. Sebagai informasi kami menggunakan indikator
simple moving average (MA) 20 berwarna merah, MA 50 berwarna biru, MA 100 berwarna hijau, dan MA 200 bewarna abu-abu. Ingin tahu di mana saja peluang dan saham-saham potensial di tengah penurunan IHSG saat ini? Temukan jawabannya di aplikasi EMTrade!
Salam profit.
Disclaimer: Setiap pembahasan saham dalam artikel ini bersifat sebagai referensi / bahan pertimbangan, dan bukan merupakan perintah beli / jual. Setiap keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab dari pelaku pasar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Harris Hadinata