KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi pasar saham Indonesia yang lesu, tren penerbitan obligasi oleh emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) tergolong masih ramai sepanjang 2025 berjalan. Obligasi pun dipandang menjadi opsi alternatif yang menarik bagi emiten dalam menjaring pendanaan untuk berbagai keperluan bisnis. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga saat ini sudah ada 23 emisi dari 18 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) yang diterbitkan dengan dana yang dihimpun mencapai Rp 27,9 triliun.
Sampai dengan 14 Maret 2025, terdapat 31 emisi dari 25 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline. Baca Juga: Pasar Saham Lesu, Emiten Memburu Pendanaan Lewat Obligasi Dari jumlah tersebut, 11 penerbit EBUS berasal dari sektor finansial, kemudian 4 penerbit berasal dari sektor energi. Lebih lanjut, ada 3 penerbit EBUS berasal dari sektor industri dasar, lalu 2 penerbit dari konsumer non siklikal, 2 penerbit dari sektor infrastruktur, 1 penerbit dari sektor konsumer siklikal, 1 penerbit dari sektor industrial, dan 1 penerbit dari sektor transportasi dan logistik. Dalam sebulan terakhir, beberapa emiten mengumumkan agenda penerbitan obligasi atau sukuk. Terbaru, ada PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) mengumumkan telah menerbitkan surat utang senilai US$ 350 juta kepada investor asing di luar Indonesia. Surat utang yang diterbitkan pada 12 Maret 2025 ini memiliki tingkat suku bunga sebesar 5,65% per tahun dan jatuh tempo pada 12 Maret 2035. Manajemen POWR menyatakan, transaksi ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perusahaan guna melunasi jumlah terutang atas surat utang 2026. Melalui surat utang ini, POWR berharap dapat memperpanjang periode jatuh tempo utangnya, sehingga meningkatkan likuiditas secara keseluruhan. Baca Juga: Ada Dividen Jumbo di Saat Pasar Saham Lesu, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Selain itu, PT Petrosea Tbk (PTRO) berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Petrosea Tahap II Tahap 2025 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Petrosea Tahap II Tahun 2025.
PTRO Chart by TradingView