Memburuknya data Inggris lemahkan poundsterling di hadapan yen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dicapainya inflasi Inggris bulan Desember dan indeks harga produksi yang melemah dari bulan sebelumnya menjadi sentimen negatif yang menahan laju penguatan poundsterling terhadap yen Jepang. Setelah sempat mengalami penguatan harga pasangan kedua mata uang ini akhirnya harus mengalami koreksi.

Mengutip Bloomberg, Selasa (16/1) pukul 17.00 wib pasangan GBP/JPY tercatat melemah 0,02% ke level 152,31.

"Terjadi aksi profit taking karena PPI jauh di bawah ekspektasi," ujar Alwi Asegaff, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka.


Menurut Alwi walaupun yen tengah dirudung sentimen positif dari rencana pengurangan pemberian stimulus Bank of Japan (BoJ) tetapi keunggulan yen bukan disebabkan karena hal tersebut. Memburuknya data ekonomi Inggris ini mendorong aksi profit taking. Indeks harga produsen bulan Desember dicapai pada level 0,1%. Padahal di bulan sebelumnya masih berada di level 1,8% dan semula data ini diperkirakan hanya akan turun ke level 0,5% saja.

Sementara itu meski capaian inflasi Inggris bulan Desember juga mengalami pelemahan dari 3,1% ke level 3%, tetapi hal itu tidak memberi sentimen negatif bagi pound. Kata Alwi hasil tersebut masih ditolerir karena itu masih berada dalam target Bank of England (BoE). Bahkan hal itu semakin memberi ekspektasi bank sental Inggris akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya seperti tahun lalu.

Seharusnya pound saat ini juga tengah mendapatkan setimen positif dari ekspektasi proses Brexit yang akan berjalan lancar. Belum lama ini Menteri Keuangan Spanyol dan Menteri Keuangan Belanda telah berkomitmen untuk mewujudkan proses soft brexit. Hal tersebut semakin meredakan kekhawatiran akan terjadinya proses hard brexit.

"Secara perlahan kekhawatiran hard brexit mulai mereda," terangnya.

Untuk Rabu (17/1) Alwi menebak pasangan GBP/JPY masih akan mengalami koreksi. Menurutnya aksi profit taking masih akan terjadi. Apalagi kedua pasangan mata uang ini telah menguat cukup signifikan beberapa hari terakhir.

Secara teknikal saat ini hampir semua indikator masih menunjukkan sinyal bullish. Harga berada diatas garis moving average (MA) 10 dan MA 55. Kemudian indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif. Indiktor stochastic membentuk pola bullish cros over dan relative strength index (RSI) di level 54.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia