Investor saham perlu memperhatikan indeks saham sebagai benchmark untuk mengukur kinerja portofolionya. Benchmark juga berguna juga untuk menyusun strategi investasi ke depannya. Kinerja portofolio dikatakan baik bila mampu mengalahkan benchmark. Namun harus dipilih pembanding yang setara (apple to apple). Memilih indeks pembanding tampak mudah. Tapi investor kadang kurang menyadari beberapa hal sederhana, seperti biaya transaksi, dividen, pajak dan sebagainya. Contoh, return indeks tidak memperhitungkan dividen, sehingga bila membandingkan dengan portofolio yang memasukkan dividen dan reinvestasi dividen, maka perbandingan jadi tidak apple to apple. Penulis ingin menyuguhkan kinerja historis beberapa indeks saham 10 tahun terakhir. Indeks yang belum berumur 10 tahun otomatis tereliminasi, seperti IDX30, IDX80, BISNIS-27 atau Indeks Saham Syariah Indonesia (lihat tabel). Kinerja indeks dievaluasi berdasar data historis yang belum tentu terulang di masa datang.
Memelototi kinerja indeks saham
Investor saham perlu memperhatikan indeks saham sebagai benchmark untuk mengukur kinerja portofolionya. Benchmark juga berguna juga untuk menyusun strategi investasi ke depannya. Kinerja portofolio dikatakan baik bila mampu mengalahkan benchmark. Namun harus dipilih pembanding yang setara (apple to apple). Memilih indeks pembanding tampak mudah. Tapi investor kadang kurang menyadari beberapa hal sederhana, seperti biaya transaksi, dividen, pajak dan sebagainya. Contoh, return indeks tidak memperhitungkan dividen, sehingga bila membandingkan dengan portofolio yang memasukkan dividen dan reinvestasi dividen, maka perbandingan jadi tidak apple to apple. Penulis ingin menyuguhkan kinerja historis beberapa indeks saham 10 tahun terakhir. Indeks yang belum berumur 10 tahun otomatis tereliminasi, seperti IDX30, IDX80, BISNIS-27 atau Indeks Saham Syariah Indonesia (lihat tabel). Kinerja indeks dievaluasi berdasar data historis yang belum tentu terulang di masa datang.