Memilih ayakan jitu belanja online



Bisnis online di Indonesia tengah berkembang pesat. Aktivitas belanja oline pun kini menjadi gaya hidup baru di era digital.

Aneka produk kebutuhan hidup dari yang umum hingga spesifik berserakan di laman maya. Tak hanya pilihan produk yang bejibun, tawaran harga super miring dari para pebisnis daring seakan berlomba-lomba memikat hasrat berbelanja konsumen.

Tapi banyaknya tawaran tersebut terkadang membuat konsumen bingung. Harus pilih yang mana? Apa pas dengan isi kantong dan sesuai dengan kebutuhan?


Adanya kegamangan inilah yang ditangkap sebagai peluang bisnis oleh perusahaan rintisan atawa startup yang menyediakan solusi atas masalah tersebut. Sebut saja untuk produk keuangan ada Cekaja, Zomato, Blackgarlic, yang menawarkan kemudahan dalam pencarian tempat makan atau lokasi kongko.

Kini, di produk e-commerce tampil Telunjuk.com, yang siap mengarahkan Anda ketika mencari barang termurah dan terlengkap dari berbagai situs belanja dan toko online terpercaya di Indonesia. Kehadiran Telunjuk mendapat respon positif dari pasar.

Terbukti dari jumlah kunjungan yang terus menanjak. “Rata-rata ada sekitar sembilan juta kunjungan per bulan di telunjuk.com, klaim Redya Febriyanto, Co-Founder dan CEO PT Telunjuk Komputasi Indonesia.

Dari jumlah itu, sekitar 40%-50% akan mengklik produk sehingga langsung terhubung kepada toko daring yang menjadi penyedia. Sedangkan dari jumlah pengunjung yang meneruskan ke toko online, sekitar 1%-2% melakukan transaksi pembelian.

Artinya, Telunjuk telah menginisiasi sekitar 36.000-90.000 transaksi toko online yang menjadi mitra mereka.

Saat ini ada sekitar 50 merchant e-commerce yang sudah bergabung. Dari jumlah itu, total produk yang ditawarkan bisa mencapai 20 juta jenis.

Redya mengungkapkan, pencapaian angka tersebut sudah terbilang bagus. Sebagai perbandingan, untuk belanja daring via google adwords sebesar 1% terbilang berat.

Telunjuk mengklaim mampu melakukan lebih besar karena user berbelanja lebih besar, setelah membandingkan harga dengan toko online lain. “Ini yang kami jual ke e-commerce,” terang Redya.

Berawal dari iseng

Seperti ciri khas startup pada umumnya, operasional Telunjuk berada di rumah yang terletak di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Suasana kerja berasa dinamis dan kasual.

Redya bercerita, pendirian Telunjuk bermula dari keisengan semata. Ide awalnya sekitar 2011. Kala itu, ia ingin mencari, memilih, dan membeli laptop yang cocok dengan pertimbangan akurat. 

Dari situ terbersit membuat situs yang bisa mengeksekusi persoalan tersebut. Dan gayung pun bersambut, Hanindia Narendrata yang sama-sama lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) bergabung mendirikan Telunjuk.

Saat memulai bisnis Redya mengku nyaris tanpa biaya. Hanya bermodal laptop dan jaringan internet untuk merancang prototipe situs Telunjuk. Itupun mereka kerjakan disela pekerjaan formal di Indosat.

Ibarat pepatah ada kemauan pasti ada jalan. Pada pertengahan 2011, mereka mendapatkan informasi program inkubasi dari  perusahaan investasi digital, Indonesia Project Eden. Tanpa pikir panjang, Redya dan Hanindia langsung mendaftarkan ide tersebut.

Singkat cerita, pada November 2011, Telunjuk dinyatakan sebagai pemenang dan berhak mendapatkan uang pengembangan (pre seed funding) plus fasilitas mentoring dari ahli digital di Indonesia. “Dananya tidak besar, kurang dari Rp 1 miliar,” ungkap Redya.

Konsekuensi jadi pemenang inkubasi tersebut maka Redya dan Hanindia harus segera mewujudkan produk jadi (website) Telunjuk.com tersebut.

Tidak butuh waktu lama, pada 29 Februari 2012 mereka meluncurkan website Telunjuk.com lengkap dengan badan hukum yang menaunginya yakni PT Telunjuk Komputasi Indonesia.

Di awal peluncuran tersebut Telunjuk.com sudah dapat membandingkan harga produk di 10 toko daring Indonesia. Produk yang ditawarkan terbatas tiga jenis yakni ponsel, laptop, dan tiket pesawat.

Saat awal peluncuran website tersebut, Redya mengaku bahwa Telunjuk.com mengambil sendiri produk-produk toko daring yang ada di website mereka masing-masing alias tanpa izin.

Namun, keadaan sekarang sudah berbalik, saat ini pemilik toko daring yang mendatangi Telunjuk.com untuk bekerja sama. “Sekarang 50 ecommerce yang bergabung dan semuanya berbayar,” ungkap Redya.

Setahun setelah mendapat pendanaan dari program inkubasi Project Eden, Telunjuk.com sudah membutuhkan suntikan dana segar lagi untuk mencari investor.

Di awal tahun 2013, ada peluang pendanaan hingga akuisisi oleh perusahaan nasional. “Sudah bicara detail hingga due diligence tapi tidak dilanjutkan,” kenang Redya.

Tidak berjodoh dengan perusahaan nasional, Telunjuk.com malah dipinang investor digital asal Jepang yakni Venture Republic untuk seed funding pada 2013. Serupa dengan Telunjuk.com, Venture Republic adalah perusahaan yang bergerak di bidang shopping search engine sejak 2001.

Karena kesamaan jenis industrinya, proses investor Jepang masuk ke Telunjuk.com cukup cepat. “Cuma dua kali ketemu deal, yang lama administrasi pencairan dana karena ini pengalaman pertama mereka masuk Indonesia,” katanya tanpa memerinci jumlahnya.

Hanya dalam catatan KONTAN, nilai seed funding biasanya di kisaran US$ 50.000-US$ 1 juta

Redya mengaku dengan masuknya Venture Republic pada Juni 2013 membawa know how menjalani bisnis tersebut seperti bagaimana memonetisasi bisnis dari website perbandingan produk ini hingga cara membesarkan skala perusahaan. 

Pasca masuknya Venture Republic, produk yang ditawarkan Telunjuk.com pun semakin banyak ada pakaian dan juga peralatan elektronik. Bahkan di tahun 2014, Telunjuk.com sudah menjual semua kategori produk yang ada di toko daring di Indonesia.

Tidak berhenti pada investor Jepang, kucuran dana untuk Telunjuk.com kembali mengalir pada September 2015. Telunjuk.com mendapatkan pendanaan seri B dari Venturra Capital (dulu Lippo Digital Venture).

Bahkan wakil investor ini duduk di dewan komisaris PT Telunjuk Komputasi Indonesia.

Redya bercerita setelah mendapatkan pendanaan seri A, Telunjuk.com saat ini sedang menanti pendanaan yang selanjutnya yakni seri B. Dia bilang investor baru tersebut akan masuk sebelum akhir 2016.

Tambahan modal membuat lari startup ini makin kencang. Mereka mendapatkan penghasilan dari mitra perusahan daring yang produknya masuk saringan, plus free jika ada transaksi pembelian yang dilakukan konsumen yang masuk ke website toko daring mereka lewat Telunjuk.com.

Sumber pendapatan lain dari jualan banner di website dan jualan analisa data kebiasaan belanja konsumen.

Menurut Redya, saat ini telah memiliki sekitar 3000 member komunitas dengan jumlah konten yang dibuat sebanyak 5.000 item. Data base seperti inilah yang terus di kembangkan.

Kini apakah Telunjuk.com sudah untung? “Jangan pikirkan untung dulu, tapi bagaimana caranya agar startup bisa tumbuh dengan cepat,” elaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan