Memilih sepeda bekas di Semarang (1)



Meski kendaraan bermotor semakin hari semakin merajai jalanan, nyatanya  pesona sepeda  masih mendapat tempat di hati pecintanya. Apalagi belakangan tren hidup sehat sedang ramai digaungkan, salah satunya dengan gerakan bike to work alias mengayuh sepeda ke tempat kerja. Selain bisa membuat jantung lebih sehat, bersepeda bisa mengurangi polusi udara dan tentu kemacetan.

Nah, jika berniat membeli sepeda namun kocek sedang pas-pasan, tidak ada salahnya melirik sepeda bekas. Banyak sentra penjualan sepeda bekas yang memiliki koleksi sepeda second yang sangat layak pakai. Salah satu tempat yang bisa dikunjungi yakni di Jalan Barito, Semarang, Jawa Tengah.

Anda akan menemui ratusan sepeda berjejer di sepanjang jalan tersebut. Jalan ini memang sudah terkenal dengan sebutan Loakan Sepeda. Terdapat lebih dari 15 kios penjualan sepeda yang beroperasi setiap hari. Merek-merek sepeda populer seperti merek Phoenix, Relic, sepeda onthel, hingga sepeda roda tiga untuk anak kecil lengkap tersedia di sini.


Suasana sentra juga selalu ramai setiap hari, meskipun sedang libur atau ada hari besar. Kawasan Jalan Barito memang tidak pernah sepi, maklum saja Jalan Barito memang merupakan pusat ekonomi di kawasan Semarang Timur. Di sekitar sentra sepeda bekas ini, pengunjung juga dapat menemui pasar tradisional, sentra pengalengan, dan bursa onderdil motor.

Cahyo Pardi (54 tahun), mengaku sudah lebih dari 25 tahun menjadi penjual sepeda bekas. Dia bilang, sebelum menempati lokasi di Jalan Barito, Semarang Timur ini, para pedagang sepeda bekas sempat dua kali berpindah tempat berjualan. Aktivitas jual beli sepeda bekas sudah ada sejak tahun 1950an.

Saat itu usahanya masih dipegang oleh ayahnya dan lokasinya masih di Kampung Pungkuran, Kelurahan Bangunharjo Semarang. Kemudian, sentra berpindah ke Tawang di tahun 1965. Dan akhirnya direlokasi lagi ke Jalan Barito oleh Pemerintah Kota setempat karena daerah Tawang sering kebanjiran.

Nah, saat ini Cahyo tinggal meneruskan usaha orangtuanya. Dia memiliki lebih dari 200 unit sepeda di lapaknya. Barang-barang yang dia jual didominasi sepeda anak-anak. "Disini kebanyakan sepeda roda tiga untuk balita dan sepeda untuk anak SD karena itu yang paling banyak dicari," kata Cahyo.

Cahyo mengaku bisa menjual tiga unit hingga empat unit sepeda per hari. Jika sedang sepi, ada kalanya dalam sehari dia hanya menjual satu unit sepeda saja. Harga sepeda dia banderol berkisar Rp 150.000-Rp 650.000, tergantung ukuran sepeda. Dari situ, dalam sebulan Cahyo bisa mendapat omzet hingga Rp 10 juta.

Sementara, Budi Utomo (62 tahun) lebih banyak menjual sepeda bekas untuk orang dewasa. Beberapa diantaranya seperti sepeda gunung, sepeda BMX, hingga sepeda onthel. Untuk sepeda kuno, biasanya yang memburu adalah para kolektor barang antik. Harga sepeda yang Utomo jual antara Rp 750.000 hingga Rp 3 juta per unit. Dalam sebulan biasanya Budi bisa menjual sebanyak 10 sepeda dengan perolehan omzet hingga Rp 20 juta per bulan.              

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini