Memiliki Prospek Cerah, Sejumlah Perusahaan Jasa Tambang Batubara Garap Nikel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan jasa kontraktor pertambangan batubara mulai membidik pertambangan nikel karena punya prospek yang cerah ke depannya. Beberapa perusahaan itu ialah PT Hillcon Tbk (HILL) dan PT Petrosea Tbk (PTRO). 

Direktur Utama Hillcon, Hersan Qiu menyatakan sejak 2013 HILL masuk ke pertambangan nikel lantaran melihat prospek bisnis yang cerah. Salah satu pertimbangan Hillcon semakin fokus pada pertambangan nikel karena Indonesia merupakan salah satu negara produsen nikel terbesar di dunia. 

“Indonesia itu hebatnya cadangan nikel itu kalau di dunia sekitar 20 juta ternyata tidak begitu, kenyataannya terus bertambah,” jelasnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/2). 


Baca Juga: Medco Dikabarkan Minati Tambang Nikel, Begini Kata Bos Medco Hilmi Panigoro

Hersan melihat dengan semakin gencarnya hilirisasi nikel di Indonesia untuk mendukung transisi energi, permintaan nikel tentu meningkat. Dia yakin Hillcon berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan permintaan tersebut untuk mengembangkan bisnis di sektor jasa pertambangan nikel. 

Secara bisnis, Hersan menilai jasa pertambangan nikel cenderung membutuhkan margin yang lebih tinggi dibandingkan jasa pertambangan lainnya, mengingat sifatnya yang lebih kompleks.

“Maka itu ke depan kami berencana untuk tetap meningkatkan fokusnya dalam sektor jasa pertambangan nikel di masa depan” jelasnya 

Jika saat ini komposisi pendapatan HILL masih didominasi dari sektor batubara, di beberapa tahun mendatang yakni 2024-2025 kontribusi pertambangan nikel akan terus meningkat bahkan bisa mencapai 50% lebih. 

Selain itu, perusahaan jasa pertambangan batubara yang mulai mendiversifikasi bisnisnya ke nikel ialah PT Petrosea Tbk (PTRO). Pada Oktober 2022, PTRO mengeksekusi pelaksanaan first cut mining operations di proyek Cipta Djaya Selaras Mining. 

Sebelumnya, pada bulan Juni 2022 lalu Petrosea menandatangani kontrak dengan PT Cipta Djaya Selaras Mining dengan nilai kontrak Rp 1,58 triliun selama empat tahun. 

Scope of work Petrosea di proyek yang berlokasi di Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara ini adalah jasa pertambangan nikel pit-to-port, termasuk pembangunan infrastruktur pertambangan. 

Sebelumnya Presiden Direktur Petrosea, Romi Novan Indrawan menyatakan prospek di sektor mineral sangat terbuka. 

“Sebagai penyedia jasa pertambangan, Petrosea memiliki keunggulan kompetitif dalam memasuki berbagai peluang di sektor mineral selain batubara, khususnya emas dan nikel,” ujarnya. 

Baca Juga: Smelter Belum Kelar, Perhapi: Denda atau Naikkan Pajak Ekspor Jadi Win Win Solution

Selain nikel, PTRO juga mendapatkan kontrak anyar dari sektor mineral emas. Untuk pertama kalinya, Petrosea memfasilitasi produksi emas dore bullion di proyek tailing management untuk PT Santana Rekso Nindhana yang berlokasi di tambang emas milik PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.

Romi menyampaikan, ke depannya target Petrosea adalah untuk mengerjakan proyek-proyek jasa pertambangan mineral lainnya di Indonesia melalui penyediaan jasa pertambangan dan rekayasa, pengadaan & konstruksi (EPC) secara berkelanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .