JAKARTA. Anda sedang berniat berbisnis? Tak ada salahnya menimbang peluang membudidayakan ulat sutera. Selain modalnya kecil, peluang bisnis ini ternyata masih menjanjikan. "Sekarang ini, peluang bisnis terbuka lebar di sektor industri rakyat, yakni budidaya ulat sutera," kata Fauzi Azis, Direktor Jenderal untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM), Departemen Perindustrian (Depperin), belum lama ini.Budi daya sutera alam memang menebarkan aroma rezeki nan sedap. Tanpa harus repot-repot berpromosi, dijamin pembeli akan datang sendiri. Maklum, saat ini produksi kepompong ulat sutera alias kokon, masih belum sanggup memenuhi seluruh kebutuhan industri kain sutera nasional. Data Depperin menyebutkan, hingga saat ini, produksi kokon ulat sutera hanya sekitar 250 ton per tahun. Jumlah produksi itu masih jauh di bawah kebutuhan kokon nasional yang mencapai 700 ton per tahun.Jika 250 ton kokon ulat sutera dibuat benang sutera, hanya akan menghasilkan sebanyak 31,25 ton benang sutera. Padahal saat ini, produksi industri benang sutera nasional, baik yang menggunakan mesin modern maupun tradisional, membutuhkan benang sutera hingga mencapai 87,5 ton setahun. Akhirnya, para pengusaha benang sutera dan perajin tenun kain sutera lebih banyak mengimpor kokon. "Nah, di sinilah sebenarnya letak peluang bisnis budidaya ulat sutera itu. Kebutuhannya masih sangat tinggi sementara suplainya sedikit sekali," ucap Fauzi.
Memintal Laba Usaha Beternak Ulat Sutera
JAKARTA. Anda sedang berniat berbisnis? Tak ada salahnya menimbang peluang membudidayakan ulat sutera. Selain modalnya kecil, peluang bisnis ini ternyata masih menjanjikan. "Sekarang ini, peluang bisnis terbuka lebar di sektor industri rakyat, yakni budidaya ulat sutera," kata Fauzi Azis, Direktor Jenderal untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM), Departemen Perindustrian (Depperin), belum lama ini.Budi daya sutera alam memang menebarkan aroma rezeki nan sedap. Tanpa harus repot-repot berpromosi, dijamin pembeli akan datang sendiri. Maklum, saat ini produksi kepompong ulat sutera alias kokon, masih belum sanggup memenuhi seluruh kebutuhan industri kain sutera nasional. Data Depperin menyebutkan, hingga saat ini, produksi kokon ulat sutera hanya sekitar 250 ton per tahun. Jumlah produksi itu masih jauh di bawah kebutuhan kokon nasional yang mencapai 700 ton per tahun.Jika 250 ton kokon ulat sutera dibuat benang sutera, hanya akan menghasilkan sebanyak 31,25 ton benang sutera. Padahal saat ini, produksi industri benang sutera nasional, baik yang menggunakan mesin modern maupun tradisional, membutuhkan benang sutera hingga mencapai 87,5 ton setahun. Akhirnya, para pengusaha benang sutera dan perajin tenun kain sutera lebih banyak mengimpor kokon. "Nah, di sinilah sebenarnya letak peluang bisnis budidaya ulat sutera itu. Kebutuhannya masih sangat tinggi sementara suplainya sedikit sekali," ucap Fauzi.