Memoles Bahan Yang Terbuang Menjadi Bernilai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampah atau bahan buangan kini sudah jamak dipakai sebagai bahan baku produk kerajinan. Salah satunya dilakoni Kurniati Rachel Sugihrehardja 

Wanita yang akrab disapa Nia ini berhasil mengubah barang buangan menjadi barang berharga. Dia membuat pelindung (cover) laptop dari bahan buangan.

Usaha itu berawal pada tahun 2009 dari kebiasaan keluarganya yang terbiasa memisahkan sampah daur ulang. Salah satunya kotak susu untuk dijual ke pengepul. Namun karena pengepul hanya datang seminggu sekali, sampah karton di rumahnya pun menjadi menumpuk.


Kurniati pun memutar otak untuk mengakali tumpukan sampah karton yang ada di rumahnya. Setelah memperhatikan struktur karton yang terbilang masih kokoh, terbersit keinginan untuk membuat pelindung laptop atau cover laptop yang ternyata semakin dibutuhkan  oleh banyak kalangan.

Dengan melihat kreasi pelindung laptop di jagat digital, Nia mulai merancang penutup atau pelindung laptop. Setelah jadi, awalnya dia memberikan produk tersebut sebagai hadiah kepada kerabat terdekat. Tak disangka hadiah tersebut mendapatkan respons positif. 

"Jadi kado berupa cover laptop itu saya beri label dan nomor kontak," kata Kurniati kepada KONTAN, belum lama ini.

Baca Juga: Limbah Tutup Botol Yang Menjelma Jadi Cuan

Lambat laun, pelindung laptop buatannya mulai dikenal oleh beberapa teman dekatnya. Beberapa pesanan pun mulai mengalir. 

Dengan modal nekat Rp 300.000, Nia akhirnya mulai memproduksi produk-produk dari bahan baku karton bekas susu. Tak hanya sebatas pelindung laptop, Nia juga mulai merancang beragam produk, seperti dompet, tas dan lainnya.

Saat memulai usaha, Nia pada awalnya memberikan label produknya bernama Bikinbikincraft. Secara perlahan, pesanan produk terus mengalir. 

Untuk memperluas pasar, Nia mulai berani mengikuti beragam bazar dan pameran mulai tahun 2012. Bukan hanya di sekolah-sekolah, tetapi juga di tempat lainnya. Malah dirinya juga sudah mengikuti bazar hingga tingkat internasional. Di saat yang bersamaan, Nia juga sudah mengganti label produknya menjadi Popsiklus hingga saat ini.

Untuk memperkuat produknya, Nia kini sudah mempekerjakan lima orang yang berkutat di studio mini miliknya. Di tempat kerja tersebut, Kurniati dan tim merancang dan membuat beragam produk aksesori dengan aneka desain dan warna yang kekinian. 

Produk yang dibuat juga dia kombinasikan dengan bahan pendukung lainnya seperti limbah kresek dan lainnya. Popsiklus menjual produk-produk tersebut dengan kisaran harga mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 1,5 juta per unit. 

Untuk mempertahankan eksistensi, Nia bakal terus mengembangkan beragam produk kerajinan dari bahan-bahan limbah buangan.

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca BMKG di Wilayah Banda Aceh, Hari Ini dan Besok (9-10 November 2024)

Menarik Dibaca: 7 Cara Bikin Jemuran Basah Cepat Kering di Musim Hujan, Pakaian Jadi Tak Bau Apek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon