JAKARTA. Industri perbankan syariah semakin getol kembangkan produk baru guna mendorong pertumbuhan kinerja khususnya dari sisi pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). PT Bank BRI Syariah (BRIS) misalnya yang tengah fokus memantapkan produk Tabungan Haji untuk anak guna mengenjot pertumbuhan DPK. Kepala Bidang Pelayanan Haji dan Umrah, Inza Putra menjelaskan hal ini merupakan perluasan produk setelah sebelumnya pihaknya hanya menyasar kepada jemaah haji yang ingin mendapat porsi haji. "Kami akan menyasar anak sekolah untuk tabungan haji, secara keseluruhan produk tabungan haji BRIS sampai sekarang memberikan kontribusi terbesar untuk peningkatan dana murah," katanya kepada KONTAN, Minggu (9/4). Secara terpisah, Direktur Bisnis Mikro dan Pendanaan BRI Syariah, Erdianto Sigit menyebut kenaikan dari sisi DPK untuk produk tabungan haji tercatat signifikan. "Dari posisi Rp 600 miliar di tahun 2015 menjadi Rp 1 triliun lebih di akhir 2016," katanya.
Hal ini sejalan dengan rencana BRI Syariah yang ingin merubah komposisi dana murah (CASA) menjadi lebih besar yakni di atas 30% pada akhir tahun 2017 setelah tahun lalu komposisi dana murah perseroan sebesar 26% dari total DPK. Adapun Erdianto menambahkan, tahun ini pihaknya menarget DPK naik sebesar 30% pada tahun 2017, dari posisi Rp 22 triliun tahun 2016 lalu. Tidak mau ketinggalan, Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) juga baru saja meluncurkan Kartu Debit Haji dan Umrah untuk para nasabah tabungan iB Pahala Haji. Direktur Perbankan Syariah CIMB Niaga, Pandji P. Djajanenggara mengatakan lewat strategi ini pihaknya meyakini penghimpunan DPK bakal bertumbuh pada tahun ini dan seterusnya. "Kartu debit haji umroh selain untuk
branding CIMB Niaga Syariah juga diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi melalui CIMB Niaga yang pada akhirnya menaikan DPK kita," tutur Pandji saat dihubungi KONTAN. Meski tidak menyebut angka, Pandji optimistis dalam satu tahun pihaknya dapat menjaring sebanyak 50.000 nasabah baru. Masih soal haji, UUS PT Bank Permata Tbk berencana membidik tambahan dana Rp 600 miliar dari tabungan haji. Direktur syariah Pertama, Achmad K. Permana menyebut hal ini diwujudkan lewat perluasan daerah layanan haji satu atap hingga ke 21 kota pada akhir 2017. Saat ini, layanan tersebut baru dibuka di sembilan daerah yaitu Bandung, Karawang, Cirebon, Brebes, Indramayu, Kendal, Gowa, Mojokerto dan Tasikmalaya. Tahun ini, Permata Syariah berencana menambah di sejumlah daerah layananan seperti Bogor, Pati, Pangandaran, Garut, Cianjur dan Sukabumi. "Tahun lalu, kami mendapat funding (tabungan haji) Rp 2 triliun, tahun ini kita target tambahan dana Rp 600 miliar dari dana haji," kata Permana. Sekadar informasi, Bank Permata Syariah bekerjasama dengan Kementerian Agama meluncurkan pelayanan pendaftaran haji satu atap, lewat layanan ini calon jamaah haji dapat membuka rekening dan menyetorkan dana haji secara langsung di satu tempat. Lain halnya dengan PT Bank BNI Syariah yang mulai menggarap sektor pariwisata lewat kampanye program utama BNI Syariah yakni wisata halal. Direktur BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan, telah bekerjasama dengan travel biro untuk memperluas segmentasi nasabah dengan penghasilan tinggi.
Lebih lanjut, Dhias menyebut nantinya lewat program ini diharapkan mampu menopang pertumbuhan pembiayaan perseroan, pasalnya saat ini penyaluran pembiayaan ke sektor pariwisata BNI Syariah belum berjalan dengan maksimal. Atas hal itu, anak usaha syariah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini akan menyasar pengusaha UMKM di tempat tujuan wisata dan pengusaha travel biro. Tidak tanggung-tanggung, saat ini pihaknya juga tengah menjalin kerjasama dengan Mastercard untuk mendorong pemasaran program tersebut. "Target kami ingin menjadikan BNI Syariah sebagai transactional banking syariah pertama di Indonesia, kalau di konvensional sudah ada BCA," tambahnya. Sebagai informasi saja, tahun ini BNI syariah menarget pembiayaan dapat tumbuh 20%. Adapun hingga akhir Kuartal I-2017 BNI mencatat realisasi pembiayaan sebesar Rp 21,26 triliun atau tumbuh sebesar 17,8% dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 18,04 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto