KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat dan hype yang terjadi di pasar non-fungible token (NFT) terus berkembang dan makin tinggi. Hal ini tercermin dari volume penjualan NFT yang mencapai US$ 10,7 miliar pada kuartal III-2021. Mengutip Reuters, angka tersebut bahkan sudah naik hingga delapan kali lipat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Adapun, pada kuartal II-2021, volume penjualan NFT sebesar US$ 1,3 miliar. CEO Digital Exchange Duwi Sudarto mengungkapkan, di Indonesia secara umum tren minat terhadap NFT juga tumbuh pesat pada tahun ini. Walaupun dari segi volume penjualan belum sesignifikan seperti laporan di atas. Menurutnya, perkembangan NFT di Indonesia saat ini menjadi kabar baik bagi para seniman.
“Hadirnya NFT seakan menjadi angin segar untuk para seniman, content creator, gamers, dll. Pasalnya NFT yang mengandalkan token ERC-721 ini mengurangi peran pihak ketiga, sehingga seniman dapat memiliki royaltinya dan tanpa takut hasil karya seninya ditiru,” kata Duwi kepada Kontan.co.id, Sabtu (9/10). Ia mencontohkan bagaimana karya lukisan NFT berjudul A PORTRAIT OF DENNY JA - 40 Years in the World of Ideas milik peneliti dan penulis Denny JA dijual melalui situs lelang OpenSea. Lukisan tersebut laku terjual dengan harga 27,5 WETH atau sekitar Rp 1 miliar. Duwi melihat, hal seperti ini menjadi salah satu opsi yang menarik bagi para kreator dalam memasarkan karyanya. Baca Juga: Penjualan NFT melonjak menjadi US$ 10,7 miliar di kuartal III Sementara terkait harga pasar NFT, Duwi mengaku memang cukup sulit menakarnya secara logis. Khusus untuk harga dalam kripto, faktor supply dan demand jelas jadi salah satu faktor yang mempengaruhi. Namun, NFT sebagai karya seni punya nilai yang cenderung subjektif dan sulit diukur.