Mempertemukan pendonor dan pencari darah donor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Donor darah jadi salah satu gaya hidup sosial banyak orang yang rutin terlaksana sekali dalam tiga bulan atau lebih. Tujuannya tak hanya menolong sesama, melainkan juga untuk memiliki pola hidup sehat. Sebab donor darah diyakini bisa mengurangi kekentalan darah sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.

Antusiasme masyarakat yang tinggi mendonorkan darah terindikasi dari banyaknya total donasi darah yang meningkat setiap tahun. Kementerian Kesehatan mencatat, lebih dari 3,2 juta kantong darah terkumpul pada tahun 2016, naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan 10 tahun sebelumnya.

Meski demikian, kesulitan mendapatkan pasokan darah bagi sejumlah pasien yang membutuhkan kerap terjadi. Sering kita jumpai pesan sosial berisi permintaan pendonor untuk darah golongan tertentu, karena stok di rumah sakit atau Palang Merah Indonesia (PMI) kosong.


Kesulitan ini yang coba diatasi oleh usaha rintisan (start up) Darah Kita. Hingga saat ini, start up yang beroperasi mulai 3 Desember 2017 tersebut sudah menggandeng 2.358 pengguna alias pendonor.

Usaha rintisan tersebut juga menggandeng beberapa mitra, seperti PMI Kota Palopo dan Makassar. Start up ini juga menjalin kerjasama dengan komunitas Pahlawan Darah Makassar dan lima usaha kecil menengah (UMKM).

Aplikasi Darah Kita menyediakan sejumlah fitur yang mempermudah pencarian darah serta pendonor darah. "Pasien yang membutuhkan darah akan lebih mudah mendapat pendonor," klaim Zulkarnaim Masyhur, Chief Executive Officer Darah Kita, Senin (22/4).

Aplikasi ini juga menyediakan reminder waktu yang tepat untuk donor darah, cek stok darah di PMI terdekat. Ada pula fasilitas yang memberi kabar event donor darah di kota pendonor, hingga reward dan point untuk para pendonor.

Zulkarnaim mengatakan dalam satu hari rata-rata 10–15 permintaan darah menggunakan aplikasi Darah Kita. "Per bulan bisa mencapai 300-an," kata Naim, panggilan akrabnya.

Saat ini pendapatan Darah Kita masih berasal dari iklan. Adapun sistem pengantaran pendonor darah bekerja sama dengan transportasi online. "Untuk saat ini kami masih fokus traction, sedangkan model bisnis yang akan diterapkan dalam waktu dekat ini adalah marketplace kesehatan, sistem pengantaran pendonor darah yang akan bekerja sama dengan transportasi online dan soft selling atau ads," kata Naim.

Untuk mengembangkan bisnisnya, Darah Kita menargetkan pengguna atau pendonor darah meningkat hingga 10.000 pengguna. Oleh karena itu, start up ini akan menggandeng lebih banyak jaringan PMI, serta menjalin kerjasama dengan sejumlah komunitas di masyarakat.

Selain itu, operator Darah Kita berjanji menaikkan kemampuan aplikasi ini agar menjangkau seluruh Indonesia. Itu sebabnya, perusahaan ini tengah mencari pendanaan pihak ketiga untuk membiayai sejumlah agenda pengembangan aplikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon