Mempromosikan desa wisata lewat famtrip



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim Percepatan Wisata Desa dan Kota yang dibentuk Kementerian Pariwisata mempunyai terobosan dalam mengangkat potensi desa wisata di Indonesia. Kali ini, sejumlah Famtrip (Familiarization Trip), Travel Agent maupun media asing yang rutin digelar Kementerian Pariwisata akan dibawa mengunjungi sejumlah desa wisata di Indonesia.

Ketua Tim Percepatan Wisata Desa dan Kota, Vitria Ariani menjelaskan program Famtrip ke desa wisata ini sebagai upaya mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke desa wisata di Indonesia. 

"Kami fokuskan di beberapa desa wisata yang sudah memiliki amenitas lengkap dan sudah siap menerima kunjungan wisman, seperti desa sekitar Danau Toba, Jawa Tengah, Bali, Sumatra Barat, Labuan bajo, Jakarta dan lainnya," ungkap Vitria Ariani dalam keterangan yang diterima KONTAN, Minggu (18/3).


Vitria bilang, pihaknya telah mempersiapkan petanya, desa-desa wisata yang tersebar di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda, nantinya akan disesuaikan dengan market wisatawan negara masing-masing.

"Selain program Famtrip ini, kami juga sudah menggelar beberapa program dalam upaya mengangkat desa wisata di Indonesia, seperti hard selling melalui web, pembuatan buku desa wisata, bimbingan ke masyarakat desa dan juga pelatihan SDM masyarakat desa," imbuh Vitria.

Deputi Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana menjelaskan kegiatan ini salah satu upaya untuk menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 17 juta orang di tahun 2018 dan 20 juta orang di 2019. "Dengan jumlah wisatawan sebesar itu tentunya keberadaan desa wisata sangat penting, keberadaan homestay juga akan membantu ketersedian akomodasi wisatawan. Selain keunikan budaya dan alam di tiap desa yang menjadi daya tarik wisatawan," ungkap I Gde Pitana.

Pitana mengaku promosi melalui famtrip ini jauh lebih murah dibandingkan berpromosi langsung di negara tujuannya, low budget high impact. "Efektifnya mereka melihat langsung produknya dan merasakan pengalaman (experience), ini hal penting dalam pariwisata," ungkap Pitana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi