JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) semakin ekspansif. Perusahaan jasa alat-alat berat dan pertambangan ini mengalokasikan dana sebesar US$ 400 juta untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun ini. Anggaran dana tersebut untuk membeli serta mengganti alat-alat berat UNTR. Sehingga, target penjualan batubara anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini sebanyak 3,5 juta ton pada tahun ini dapat tercapai. Selain mengganti peralatan, UNTR tetap rajin mengoleksi tambang-tambang baru batubara. Pada awal tahun ini, UNTR menandatangi perjanjian pembelian masing-masing 30% saham PT Asmina Bara Baronang (ABB) dan PT Asmin Bara Jaan (ABJ). Nilai akuisisinya US$ 40,2 juta ditambah Rp 75 juta.
Melalui anak usahanya, PT Pamapersada, UNTR telah membayar uang muka secara tunai US$ 11,6 juta. Sisanya sebesar US$ 28,6 juta ditempatkan di rekening penampung. Penutupan transaksi tersebut paling lambat 12 bulan sejak penandatangan perjanjiannya. Menurut Ary Setyawan, Hubungan Investor UNTR, hingga kini pihaknya belum memfinalisasi transaksi tersebut. "Paling tidak akan diselesaikan pada tahun ini," ujarnya, kemarin. Alhasil, dua tambang anyar tersebut belum akan memberikan kontribusi pendapatan ke UNTR tahun ini. Analis PT Valbury Asia Securities Budi Rustanto memperkirakan, kontribusinya baru akan dirasakan satu hingga dua tahun mendatang. Kontribusi terbesar Meski begitu, UNTR masih akan mendapatkan pasokan pendapatan dari anak usaha pertambangan lainnya, yaitu PT Tuah Turangga Agung. Budi menaksir, produksi batubara Tuah Turangga akan meningkat tahun ini menjadi 3,5 juta ton dari posisi 2,8 juta ton pada tahun 2009. Sedangkan Aditiawarman, Analis Kreshna Graha Sekurindo, melihat kinerja UNTR tahun ini masih ditopang oleh bisnis jasa kontraktor pertambangan. "Saya memperkirakan pendapatan dari kontraktor pertambangan sebesar 60% dari total pendapatan," ujarnya. Sedangkan sebesar 30% berasal dari penjualan alat berat. Sisanya berasal dari produksi tambang batubara.