Menadah Berkah Capital Inflow, Deretan Saham Ini Berpotensi Jadi Favorit Asing



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 80,67 poin atau melejit 1,11% ke level 7.359,76 pada Kamis (4/1). Level penutupan ini membawa IHSG menuju rekor tertinggi baru (all time high). Situasi ini sejalan dengan aliran dana investor asing (capital inflow) yang kembali mengalir deras.

Investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp 1,3 triliun. Mengakumulasi net buy Rp 1,47 triliun pada permulaan tahun ini. Investor asing pun kembali memborong saham bank big caps, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengamati, aksi net buy asing pada awal tahun 2024 meneruskan capital inflow yang mengalir lagi sejak akhir 2023. Adapun, posisi net buy di pasar reguler selama bulan Desember mencapai Rp 5,5 triliun.


Martha menyoroti sejumlah katalis penting yang berpotensi menarik capital inflow pada tahun ini. Ekonomi Indonesia yang berpeluang tumbuh di atas 5%, penguatan nilai tukar dan penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral, menjadi katalis positif kembalinya dana asing.

Baca Juga: Susun Portofolio Investasi di Tahun Politik, Simak Saran Analis Berikut

"Dengan penurunan suku bunga, investor akan mencari tempat investasi yang memberikan imbal hasil menarik. Dengan potensi Indonesia yang menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Asia, saya optimis investor asing akan masuk ke Indonesia," kata Martha kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).

Head of Research & Fund Manager Syailendra Capital, Rizki Jauhari menimpali sentimen pemangkasan suku bunga acuan The Fed akan memicu foreign inflow ke negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. Valuasi IHSG saat ini pun tergolong rendah (13x PE 2024F) dibandingkan rata-rata  historis di level 15x.

"Penurunan tingkat suku bunga secara global akan memaksa investor untuk melihat opportunity di aset kelas lain, sehingga valuasi aset kelas yang ada saat ini mungkin akan gradual meningkat," ungkap Rizki.

Equity Sales Jasa Utama Capital Sekuritas Alfredo Gusvirli menambahkan, capital inflow turut didorong oleh strategi para manajer investasi yang mengincar saham emiten big caps. Terutama yang diproyeksikan bisa membukukan kinerja apik pada kuartal IV-2023, atau mengantisipasi laporan full year 2023 dan potensi pembagian dividen.

Hal itu menjadi dorongan capital inflow lanjutan pada awal tahun 2024. Meski, Alfredo memprediksi nilainya tidak lebih tinggi dari Desember 2023.

"Dengan tren yang diharapkan akan berjalan sekitar bulan Februari akhir sampai Maret atau hingga menjelang Lebaran," ujarnya.

Pilpres vs January Effect

Di tengah berbagai katalis tersebut, investor asing juga akan mencermati Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024. Menurut Alfredo, wajar jika nantinya sebagian investor asing menampilkan sikap yang hati-hati di masa Pemilu & Pilpres.

BBCA Chart by TradingView

Baca Juga: CSA Index Proyeksikan IHSG Capai 7.650 pada 2024, Cermati Sentimen dan Sektor Ini

Senada, Martha turut melihat kemungkinan sikap wait and see dari investor asing menunggu hasil Pemilu & Pilpres, setidaknya pada semester I-2024. Namun pada semester II, Martha menaksir dana asing akan kembali deras mengalir.

Apalagi secara historis, tahun politik justru momentum mendongkak IHSG.

"Dalam empat kali penyelenggaraan Pemilu terakhir, IHSG mengalami kenaikan dan salah satunya ditopang oleh net buy asing," imbuh Martha.

Rizki mencatat, dari penyelenggaraan tahun 2004, tiga dari empat kali Pemilu & Pilpres terjadi foreign inflow, kecuali pada tahun 2009.

Editor: Tendi Mahadi