Menag ingatkan jemaah haji cuaca lebih panas



JAKARTA. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, kondisi cuaca di Tanah Suci pada saat ini akan jauh lebih panas daripada saat pelaksanaan ibadah haji tahun lalu.

Untuk itu, Lukman mengimbau kepada seluruh calon jemaah haji untuk dapat menjaga kondisi kesehatan masing-masing.

"Tanpa modal sehat, kita tak bisa beribadah. Mudah-mudahan bisa menjaga kesehatan dengan baik," ujar Menag Lukman saat melepas calon jemaah haji kloter pertama di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (9/8).


Ada 11 kloter dari sembilan embarkasi yang diberangkatkan pada hari ini. Adapun, jumlah calon jemaah yang diberangkatkan yaitu sebanyak 4.459 calon haji.

Lukman meminta agar seluruh jemaah haji dapat menerapkan pola hidup sehat. Salah satunya dengan memperbanyak konsumsi air serta meminimalisir kegiatan di luar ruangan.

"Pelajari juga manasik haji. Jangan terlalu diforsir hal-hal yang bersifat sunnah. Karena kloter pertama ini baru akan sebulan kemudian wukufnya," ujarnya.

Lukman menegaskan, dirinya tidak melarang calon haji untuk memperbanyak ibadah sunnah. Namun, ia meminta agar jemaah juga memperhatikan kondisi fisik mereka.

Di samping itu, hal yang paling pokok dalam ibadah haji adalah pelaksanaan wukuf di Arafah. Pelaksanaan wukuf itu sendiri baru akan dilangsungkan bulan depan.

Lebih jauh, Lukman meminta agar para jemaah dapat mematuhi segala peraturan yang diberikan oleh petugas haji, ketua rombongan dan ketua regu.

Ia menegaskan, peraturan yang telah dibuat itu diperuntukkan tak hanya bagi perorangan, melainkan untuk seluruh calon jemaah haji.

"Selain menjadi tamu Allah, kita juga duta bangsa yang membawa nama Indonesia. Kita akan berada di Tanah Suci, di tanah orang. Mohon kita bisa menempatkan diri dengan baik," ujarnya.

Terakhir, politisi PPP itu berpesan, agar seluruh calon jamaah haji dapat berdoa secara khusyuk. Sehingga, ketika nanti tiba di Tanah Air mereka sudah menjadi haji mabrur. (Dani Prabowo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie