KONTAN.CO.ID - Menteri Agama RI Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA., secara resmi membuka The 9th International Conference on Zakat (ICONZ) yang diselenggarakan BAZNAS RI bersama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di Auditorium Harun Nasution UIN, Rabu (10/12/2025). Konferensi bertema “Zakat & Philanthropy: Beyond Technology – Designing a Global Transform for Humanity and Shared Prosperity” ini menjadi forum strategis untuk memperkuat peran zakat dalam misi kemanusiaan global dan peningkatan kesejahteraan fakir miskin. Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin mengatakan, zakat dan filantropi Islam bukan hanya kewajiban keagamaan, tetapi merupakan komponen vital dan tak terpisahkan dari pembangunan global
"Zakat adalah fondasi kita. Filantropi berbasis iman adalah kekuatan kolektif kita. Misi kita hari ini, di ICONZ ke-9, adalah bagaimana kita bersama-sama merancang paradigma baru—sebuah arsitektur yang secara harmonis memadukan inovasi digital dengan nilai-nilai kemanusiaan serta tanggung jawab spiritual yang bersifat universal," jelasnya. Menag Nassarudin juga berharap agar ICONZ ini menghasilkan rekomendasi kebijakan yang konkret dan strategis. "Kita memerlukan peta jalan yang praktis, yang dapat memandu para pembuat kebijakan maupun para pelaksana untuk memaksimalkan dampak nyata bagi masyarakat," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad MA. menyampaikan, ICONZ ke-9 memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan zakat global. BAZNAS menegaskan komitmen untuk menghadirkan zakat sebagai kekuatan perubahan sosial dan kemanusiaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. “Semua agenda dan inovasi yang kami lakukan bermuara pada misi besar: memberikan perlindungan dan mengangkat kesejahteraan fakir miskin. Melalui ICONZ, kami memperkuat jejaring global agar zakat menjadi instrumen kemanusiaan yang mampu menjawab tantangan dunia,” ujarnya. Menurutnya, ICONZ ke-9 menjadi komitmen nyata BAZNAS RI dalam memperkuat peran zakat sebagai pilar kemanusiaan dunia, sekaligus memastikan perlindungan dan pemberdayaan fakir miskin tetap menjadi arus utama dalam setiap agenda zakat global. Kiai Noor juga berharap, ICONZ ke-9 ini dapat melahirkan rekomendasi strategis yang bisa diadopsi lembaga zakat di berbagai negara. “Dunia membutuhkan model tata kelola zakat yang lebih kuat, inklusif, dan mampu menjawab persoalan multidimensi. ICONZ menjadi ruang konsensus global untuk hal itu,” ujarnya. “BAZNAS berharap resolusi tersebut menjadi rujukan internasional dalam penguatan peran zakat sebagai instrumen kesejahteraan dunia,” ucapnya. Penyelenggaraan ICONZ tahun ini menghadirkan pembicara dari beragam negara, mencerminkan semangat kolaborasi global yang inklusif. Selain Indonesia, pembicara datang dari Malaysia, Turkiye, Arab Saudi, Qatar, Brunei Darussalam, Bangladesh, Nigeria, Yordania, Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru, Filipina, serta kawasan Afrika termasuk Afrika Selatan. Keterlibatan lembaga filantropi lintas agama seperti Buddha Tzu Chi Foundation memperkuat arah forum yang berlandaskan nilai kemanusiaan universal. Kolaborasi lintas keyakinan dan lintas negara ini menunjukkan bahwa isu fakir miskin dan krisis kemanusiaan adalah agenda bersama yang dapat diperjuangkan secara kolektif. ICONZ yang diselenggarakan pada 9-11 Desember 2025 membahas isu-isu strategis, mulai dari penguatan tata kelola zakat dunia, integrasi zakat–negara dalam kebijakan sosial, inovasi zakat digital dan AI, hingga best practices filantropi global dalam merespon kemiskinan dan krisis kemanusiaan. Turut hadir Pimpinan BAZNAS RI Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan Dr. Zainulbahar Noor SE, M.EC., Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan Dr. H. Rizaludin Kurniawan M.Si, CFRM., Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa) Kemenag RI Prof. Dr. Waryono Abdul Ghafur, Rektor UIN Jakarta Prof. Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., Ketua BAZNAS BAZIS DKI Jakarta Dr. Akhmad H. Abubakar, M.M., beserta jajaran dan akademisi.
ICONZ ke-9 terselenggara melalui kolaborasi BAZNAS RI, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Kementerian Agama, serta mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti PT Bank Syariah Indonesia, BSI Maslahat, Rumah Zakat, Transjakarta, INDEF, Universitas Tazkia, Universitas Paramadina, KNEKS, IAEI, dan Indiana University.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News