KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sejumlah emiten kembali menjadwalkan pembelian kembali
(buyback) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data RTI, sedikitnya 14 emiten menjadwalkan
buyback saham. Mereka antara lain Tower Bersama Infrastruktur (TBIG), Waskita Beton Precast (WSBP) dan Surya Semesta Internusa (SSIA). Memang, belum banyak saham
buyback yang terserap. Bahkan tidak sedikit emiten yang belum melaksanakan
buyback. SSIA misalnya, hingga kemarin belum menjalankan aksi korporasinya. Namun, emiten ini akan tetap melaksanakan rencana
buyback saham.
"Kami belum
buyback, namun dana yang disiapkan tidak berubah," ujar Erlin Budiman, Hubungan Investor SSIA kepada KONTAN, Kamis (16/11). Sementara, TBIG sudah
buyback sebanyak 1,81% dari jumlah saham yang tercatat di BEI. Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menilai, ada beberapa alasan emiten ingin
buyback saham.
Pertama,bertujuan agar harga saham lebih stabil. Dengan
buyback, harga saham biasanya meningkat.
Kedua,
buyback mengindikasikan emiten masih memiliki kas cukup besar. Hal ini bermuara pada dua hal, yakni emiten memiliki performa baik atau emiten itu tidak melakukan ekspansi. "Pelaku pasar juga akan memperhatikan rencana emiten selanjutnya," kata Reza, yang menilai, aksi
buyback hanya menjadi sentimen sesaat bagi pasar. Analis First Asia Capital David Setyanto juga berpendapat, aksi
buyback tidak mendorong harga saham.
Buyback saham akan efektif di saat
market crash atau menurun secara tajam. Aksi
buyback digunakan untuk mengerem penurunan harga. Aksi ini akan mengecilkan kemungkinan harga saham turun lebih rendah.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan harga saham masih bisa turun drastis, jika ada keinginan pelaku pasar menjual saham tersebut. Misalnya SSIA yang melakukan
buyback selama periode 5 Mei 2017 hingga 4 November 2018. Selama enam bulan terakhir harga sahamnya terus tertekan 28,39%. Harga SSIA kemarin masih turun 0,88% ke level Rp 565 per saham. Selain itu,
buyback saham mencerminkan keyakinan manajemen terhadap kinerja saham tersebut. Ditambah lagi
buyback dapat menyebabkan valuasi saham lebih menarik. David menyebutkan, aksi
buyback saham bertujuan meningkatkan
earning per share (EPS), sehingga membuat
price to earning ratio (PER) menciut. "Saham hasil
buyback tidak boleh diperhitungkan dalam pembagian EPS. Otomatis jika ada
buyback, jumlah sahamnya akan lebih sedikit, sehingga EPS lebih besar," jelas David. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini